Beranda Kesehatan Setelah Susu Beruang, Kini Vitamin C dan D Diburu, Berapa Konsumsi yang...

Setelah Susu Beruang, Kini Vitamin C dan D Diburu, Berapa Konsumsi yang Tepat?

Ilustrasi - foto istimewa

SERANG – Belakangan susu beruang, vitamin C, dan vitamin D banyak diburu masyarakat karena diyakini mampu meningkatkan imun di tengah pandemi Covid-19 hingga menyembuhkan pasien Covid-19. Namun, berapa dosis vitamin C dan vitamin D yang tepat digunakan dan benarkah susu beruang dapat membantu penyembuhan Covid-19?

Ahli Gizi asal Indonesia, Mochammad Rizal mengatakan kebutuhan vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh adalah sebesar 65 sampai 90 mg per hari.

“Sudah dibahas bahwa kebutuhan vitamin C harian orang normal adalah 65-90 mg saja. Dan juga batas maksimal atas yang aman adalah 2000 mg/hari,” ujar Rizal melalui akun Twitter @rzlnutritionist, Kamis(15/7/2021).

Rizal menambahkan, dalam keadaan tertentu kebutuhan vitamin C dalam tubuh juga bisa meningkat misalnya saat sedang hamil, menyusui, orang merokok, atlet, dan orang yang sedang sakit termasuk penyakit infeksi seperti Covid-19. Namun kebutuhan tersebut tidak lebih dari 2000 mg per hari.

“Menurut Pedoman Tatalaksana Covid-19, dosis vitamin C yang dianjurkan yaitu 500 mg per 6-8 jam atau 500 mg per 12 jam. See? Dosis memang naik dibandingkan kebutuhan normal, tapi nggak sampai lebih dari 2000 mg,” kata Rizal.

Pria yang akrab dengan sebutan Rizalnutritionist ini juga mengingatkan kepada para warganet untuk tidak hanya terfokus pada vitamin C saja.

“Jangan lupa juga untuk nggak hanya fokus di vitamin C saja, tapi juga memenuhi asupan zat gizi yang lain secara seimbang dan beragam agar sehat secara optimal,” imbaunya.

Tak ketinggalan, ia juga menyebutkan beberapa contoh bahan makanan sumber vitamin C di antaranya adalah jambu biji yang memiliki kandungan vitamin C sekitar 184 mg per 100 gram, kiwi dengan kandungan vitamin C sebesar 93 mg per 100 gram, dan cabai yang ternyata memiliki sumber vitamin C lebih besar dari jeruk yakni 84 mg per 100 gram. Sementara jeruk memiliki sumber vitamin C sebesar 61 mg per 100 gram.

Selanjutnya, dilansir dari akun resmi Instagram Gizipedia.id, untuk kandungan vitamin D sendiri sebenarnya bisa didapatkan melalui beberapa jenis makanan.

“Beragam jenis makanan yang sangat tinggi vitamin D yang pertama ada ikan dengan berbagai macam ikan sangat tinggi vitamin D contohnya sarden, makarel dan juga ikan salmon. Kedua ada susu juga olahannya seperti keju, caviar, dan yoghurt. Ketiga ada jamur, jamur satu-satunya pangan nabati yang mengandung vitamin B2,” ujar Gizipedia.id.

Sementara itu terkait susu beruang yang disebut-sebut dapat menyembuhkan pasien Covid-19, Gizipedia.id menjelaskan bahwa nilai gizi susu beruang tidak superior dibanding susu sapi steril lainnya. Susu sapi pada umumnya mengandung growth factors, imunoglobulin (Igs), laktoperoksidase, lisozim, laktoferin, sitokin, vitamin, peptida, dan oligosakarida yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan.

Bear Brand adalah susu steril. Artinya waktu pemanasannya justru lebih lama dibanding susu jenis UHT & pasteurisasi. Per 30 g/L protein susu sapi hampir 1 g/L di antaranya adalah imunoglobulin. Imunoglobulin terbaik ada di kolostrum (200 g/L) artinya ASI meningkatkan imun, bahkan antibodi spesifik SARS-CoV-2 juga telah ditemukan dalam ASI. Namun sebagian Imunoglobulin susu akan rusak oleh proses pemanasan. Berbeda dengan ASI,” jelas Gizipedia.id.

Minum susu Bear Brand tetap bermanfaat sama seperti minum susu sapi lainnya. Imunoglobulin dalam susu sapi secara fungsional dapat mencegah infeksi saluran pencernaan dan pernapasan pada manusia.

Jadi jangan sampai tertipu hoaks hingga melakukan panic buying terhadap susu Bear Brand. Hanya mengandalkan susu saja tidak akan cukup untuk menghindarkan diri dari paparan Covid-19. Kuncinya adalah mengonsumsi makanan sehat dan bergizi secara seimbang untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh yang optimal serta jangan lupa selalu menjaga protokol kesehatan.
(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini