CILEGON – Praktik prostitusi terselubung maupun secara terang-terangan bukan hal yang baru di Kota Cilegon. Persoalan sosial ini terus menjadi pergunjingan menyusul adanya keresahan warga yang menilai masalah tak kunjung mampu diatasi oleh Pemkot Cilegon.
Keresahan warga ini bahkan diungkap dan disampaikan langsung ke Ketua DPRD Cilegon, Fakih Usman Umar saat menghelat reses bersama warga dari Kecamatan Grogol dan Pulomerak di salah satu rumah makan di bilangan PCI Cilegon, Minggu (26/8/2018).
“Kami warga Merak sudah tidak nyaman dengan keberadaan para perempuan malam yang banyak ditemui di pinggir jalan dari tikungan Merak,hotel dan losmen hingga luar pagar Pelabuhan Merak,” ungkap Winaryo, salah seorang warga Pulomerak.
Menurutnya, praktik maksiat dari keberadaan perempuan malam ini harus segera diberantas oleh Pemkot Cilegon agar tidak berdampak luas terutama pada generasi muda hingga merusak citra daerah yang dikenal sebagai kota yang religius.
“Apakah dari pihak kepolisian maupun dari Dinas Satpol PP ada yang bermain dengan mereka? Yang jelas, keberadaan mereka di tengah-tengah kita sangat meresahkan,” ujarnya.
Pusat-pusat hiburan malam, disinyalir bahkan menjadi salah satu tempat praktik maksiat itu secara terselubung. Menindaklanjuti kekhawatiran dan dugaan warga akan adanya aparat di belakang praktik prostitusi itu, Fakih Usman mengaku akan segera menindaklanjutinya dengan membahas persoalan ini terlebih dahulu dengan Forkopinda sebelum mengambil langkah tegas.
“Dalam rapat bersama Forkopinda, saya akan mengajak mereka untuk melakukan sidak mulai dari JLS (Jalan Lingkar Selatan) hingga Merak. Emangnya kita takut adanya bekingan itu? terus, mereka kira kita enggak ada akses ke pusat? mau itu yang beking dari pihak tentara. Saya juga akan minta kontribusi dari Ketua DPRD Kabupaten Serang Muhsinin untuk masalah tempat hiburan malam yang ada di JLS,” katanya. (dev/red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
