Beranda Pendidikan Sekolah Yayasan Pendidikan Informatika Kota Serang Gelar MPLS Daring

Sekolah Yayasan Pendidikan Informatika Kota Serang Gelar MPLS Daring

Tiga sekolah milik yayasan Informatika yakni SMA, SMK dan SMP Informatika Serang serentak menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Dalam Jaringan (daring )dari 14-16 Juli - (Foto Ade/BantenNews.co.id)

SERANG – Tiga sekolah milik yayasan Informatika yakni SMA, SMK dan SMP Informatika Serang serentak menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Dalam Jaringan (daring )dari 14-16 Juli. Kegiatan MPLS ini merupakan salah satu awal kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ajaran 2020/2021.

Diharapkan setelah MPLS murid dan guru mampu berkreasi saat belajar secara daring.

Kepala SMA informatika Serang, Umbara R Mauludin mengatakan MPLS ini merupakan tahap pengenalan siswa baru dan para guru yang ada di yayasan sekolah Informatika. Setelah MPLS, peserta didik baru akan mengikuti Pengenalan Minat Bakat Siswa (PMBS) atau ekstrakurikuler.

Ia berharap usai MPLS para murid dan guru tetap semangat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah.

“Kami sudah menyiapkan video edukasi menarik untuk para siswa. Sehingga saat belajar daring, para siswa tidak bosan mendapatkan pelajaran dari para guru di sekolah kami,” ujarnya.

Dia mengatakan, selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) atau online, baik siswa maupun guru harus tetap mengenakan seragam sekolah sesuai ketentuan yang ditetapkan sekolah.

“Selama PJJ dengan Belajar Dari Rumah (BDR), siswa wajib mengenakan seragam sekolah. Jadi pembelajaran berlangsung seperti biasa, ada siswa, ada gurunya,” ucapnya.

Ketua Yayasan Pendidikan Informatika (YPI) Serang, Mulya R. Racmatoellah menyampaikan MPLS daring ini kurang solutif dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurutnya banyak kendala bila belajar daring ini terus berlanjut. Karena selain kesulitan mempraktikkan kan pelajaran, dampak lainnya adalah ikatan emosional antara guru dan murid tidak terjalin kuat. Sehingga para murid akan kesulitan memahami pelajaran secara utuh.

“Contohnya saat mempelajari kimia atau biologi, para murid akan kesulitan saat mempraktikkan pelajaran tersebut. Karena senyawa kimia atau biologi harus dirasakan semua panca indra. Maka semuanya harus terukur sehingga pelajaran mudah dipahami,” ucapnya.

Baca Juga :  Punya Laskar Hijau, Sekolah Adiwiyata SMKN 4 Tangsel Tampak Asri

Ia berharap pemerintah daerah harus memberikan solusi yang efektif agar kegiatan belajar mengajar kembali normal. Contohnya pemerintah proaktif terhadap sekolah-sekolah yang siap melakukan pembelajaran secara tatap muka langsung.

“Bisa aja pemerintah menggratiskan biaya swab terhadap para murid dan guru, karena kan kita tahu biaya swab katanya mahal. Jadi yang sehat bisa belajar tatap muka di sekolah, kalau yang sakit bisa di rumah. Kalau daring ini kan dipukul rata belajar di rumah semua. Padahal yang sehatkan ingin juga merasakan kembali suasana belajar bareng di sekolah,” ucapnya.

(Dhe/Red)