Beranda Pemerintahan Sejumlah RW di Kota Serang Jarang Dilibatkan Musrenbang Kelurahan

Sejumlah RW di Kota Serang Jarang Dilibatkan Musrenbang Kelurahan

Ilustrasi. (Foto : google.com)

 

SERANG – Musyawaran Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di beberapa kelurahan di Kecamatan Serang dinilai jarang melibatkan tokoh masyarakat atau pengurus RW di dalamnya. Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Kota Serang Dapil 1 Serang Uhen Zuhaeni setelah melaksanakan reses beberapa waktu lalu.

Menurutnya, banyak warga bahkan beberapa rukun warga (RW) setempat mengaku tidak pernah dilibatkan saat Musrembang yang dilaksanakan di kelurahan. “Masyarakat harus lebih diberikan pemahaman bahwa tidak hanya mencari masalah tapi meluruskan bahwa pada saat kami reses masyarakat memberikan informasi pada kami,” katanya ditemui usai menghadiri tasyakuran Syafrudin-Subadri di Ponpes Al Mubarok, Kota Serang, Minggu (26/8/2018).

Dia mengatakan, banyak warga yang tidak dapat menyalurkan pendapat atau informasinya karena mereka mengaku pada saat musrembang tidak dilibatkan. Sehingga ia menilai saat memberikan laporan, lurah selalu membuat program yang itu-itu saja atau copy paste dari program yang sudah ada sebelumnya. “Kemungkinan lurah copy paste programnya sehingga di kelurahan tersebut tidak berubah. Jadi saat reses itu kami kulik dulu dari Musrenbang,” katanya.

Selain program warga tidak dimasukan dalam musrenbang, dia mengatakan program yang disampaikan pun tidak pernah terlaksana. Sebab kelurahan hanya menduplikat program-program yang lama dan kurang melibatkan warga di dalamnya. Sehingga informasi pembangunan tidak tersampaikan dan programnya itu-itu saja seolah tidak ada usulan padahal masyarakat berteriak.

“Ada sekitar 6 kelurahan, tapi tidak semua hanya beberapa saja kelurahan yang tidak pernah melibatkan tokoh masyarakat, RW bahkan saya juga tidak pernah diundang,” tuturnya.

Sehingga, lanjutnya, saat reses dilakukan ia menampung banyak keluhan dari warga. Selain tidak dilibatkannya warga saat Musrembang, masyarakat Cinangung protes karena pada Sabtu-Minggu akses jalan ditutup oleh pedagang di Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang. “Ada keluhan lain pertama warga Cinanggung setiap Sabtu-Minggu tidak bisa keluar karena akses ditutup oleh pedagang di stadion,” ucap Uhen.

Kemudian, dia mengatakan, putaran jalan raya menuju Bhayangkara saat ini ditutup karena dinilai menimbulkan kemacetan dan banyak pengendara yang akhirnya terpaksa memutar ke arah rel kereta. “Masyarakat minta dibuka agar tidak krodit. Mereka minta dianalisa kembali terkait putaran lalu lintasnya kalau dari Bhayangkara kan bisa lebih mudah berputar arahnya dibandingkan harus melewati putaran arah yang menjadi lintasan kereta api,” katanya.

Tak hanya itu, dia mengaku warga pun banyak yang memprotes kondisi Stadion Maulana Yusuf pada malam hari. Sebab banyak remaja atau warga lainnya yang menjadikan tempat tesebut sebagai tempat esek-esek. Kemudian terkait pelebaran jalan oleh provinsi, banyak warga yang merasa dirugikan karena kurangnya sosialsasi saat akan melakukan pelebaran jalan. “Jadi kalau di Stadion sekarang jadi tempat esek-esek atau mangkal. Lalu soal pelebaran bahu jalan tidak ada sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak ada persiapan saay akan melakukan pelebaran.

Kepala Bappeda Kota Serang, Djoko Sutrisno mengatakan pelaksanaan Musrenbang daerah memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan konsisten dan sinkronisasi antara fungsi, urusan pemerintah daerah, program dan kegiatan pembangunan serta merupakan salah satu upaya guna memberikan bobot dalam proses perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam sistem perencanaan pembangunan Nasional. “Akan kami tindaklanjuti jika memang betul dibeberapa kelurahan tidak melibatkan warga bahkan RW dalam melakukan Musrenbang,” ucapnya. (Dhe/Red).

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ