
CILEGON – Tim Analisis Risiko Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Karantina Pertanian Cilegon melakukan pengambilan sampel darah sapi ke sejumlah Rumah Potong Hewan (RPH) di Provinsi Banten.
Selain melakukan pengambilan sampel darah, Menurut Ismudiyanto, Dokter Hewan Karantina sekaligus anggota tim menjelaskan pihaknya juga melakukan pengumpulan data melalui kuisioner.
“Sebagai bagian dari tahap penyusunan dokumen analisi risiko HPHK, kami melakukan pengambilan sampel dan data sapi potong yang berasal dari Lampung ke sejumlah RPH di wilayah Banten,” ujar Ismu dalam keterangannya, Jumat (8/10/2021).
Ismudiyanto menambahkan, pengambilan sampel darah dan pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui risiko masuknya Trypanosoma, penyebab penyakit surra, dari sapi potong yang dikirim dari Lampung ke Banten.
“RPH yang ada di Serang, Tangerang dan RPH lainnya yang ada di Banten yang terdapat sapi potong asal Lampung kami periksa risiko terinfeksi penyakit surra dari sapi-sapi potong tersebut” jelas Ismu.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusnila Dewi menjelaskan keikut sertaan KP Cilegon sebagai Tim Analisi Risiko HPHK dalam penyusunan analisis risiko sesuai Surat Edaran Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani tentang Usulan Tim Analis Risiko HPHK. Pihaknya juga bekerjasama dengan dinas terkait di masing-masing kota kabupaten dalam mensukseskan penyusunan dokumen analisis risiko itu.
“Dengan kerjasama yang baik dengan dinas terkait semoga penyusunan dokumen analisis risiko yang berjudul ‘Analisis Risiko Kualitatif Pemasukan Sapi Potong Terkait Penyakit Surra dari Provinsi Lampung ke Provinsi Banten melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak’ dapat disusun dengan baik dan menjadi landasan dalam mengambil kebijakan selanjutnya ,” jelas Arum.
Diketahui Trypasoma sp termasuk penyakit Endo parasit yang membawa dampak ekonomi tinggi baik kejadian penyakit yg berjalan subklinis hingga akut. Peran pengendalian vektor peyakit ini seperti lalat Tabanus sp. Ekologi lingkungan dalam pemeliharaan sapi ini memegang peran penting secara nilai ekonomis dan efek dampak kesehatan bisa mencapai 80% kualitas kesehatan hewan.
Tahapan analisis risiko penyakit mulai dari identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko.
(Man/Red)