
SERANG – Puluhan santri dan ulama dari berbagai wilayah di Serang, Banten, menggelar aksi doa bersama di depan pabrik PT. Balaraja Barat Indah yang terletak di Kawasan Industri Modern, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.
Aksi ini dipimpin oleh KH. Amal Faihan Maimun, Pengasuh Pondok Pesantren Subulussalam dan Kepala Bidang Hukum dan Politik Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banten.
Doa bersama ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas tindakan tegas yang dilakukan oleh Polda Banten, yang telah menyegel pabrik yang memproduksi minuman keras (miras) dengan merek Kawa-Kawa. Keberadaan pabrik ini telah lama ditentang oleh masyarakat setempat, khususnya kalangan ulama dan santri.
“Alhamdulillah, ini adalah sebuah kesyukuran. Kami mewakili masyarakat Kabupaten Serang dan Provinsi Banten, terutama para santri dan ulama, mengapresiasi Polda Banten yang telah menyegel PT. Balaraja Barat Indah karena telah terbukti melakukan pelanggaran,” ujar KH. Amal, Senin (26/8/2024).
KH. Amal menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya sekadar bentuk syukur, tetapi juga dorongan agar proses penutupan pabrik miras tersebut diselesaikan secara total. “Keberadaan pabrik ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Banten,” tambahnya.
Ketua MUI Gunung Kaler, KH. Fahaduddin, yang juga hadir dalam aksi tersebut, menyatakan bahwa jika tuntutan mereka tidak didengar, mereka akan mengerahkan massa untuk melakukan aksi damai agar PT. Balaraja Barat Indah segera menghentikan usaha minuman keras ini. “Semoga permintaan kami didengar,” ujarnya.
Para peserta doa bersama berharap agar langkah penyegelan ini diikuti dengan pencabutan izin dan penutupan penuh pabrik tersebut. Mereka juga menyerukan agar masyarakat tetap bersatu dalam menjaga moralitas dan nilai-nilai keagamaan di wilayahnya.
Aksi yang berlangsung khusyuk ini menjadi pengingat bahwa masyarakat, terutama para ulama dan santri, akan terus mengawal proses ini hingga pabrik miras tersebut benar-benar ditutup.
Keberanian dan keteguhan mereka menunjukkan komitmen untuk menjaga nilai-nilai keagamaan dan moralitas di tengah tantangan modern. (Dhe/Red)