
PANDEGLANG – Ratusan warga Kampung Kalapa Cagak, Desa Teluklada, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang menggelar tradisi sedekah bumi menjelang musim tanam padi. Tradisi ini dilakukan sebagai rasa syukur para petani dan persiapan untuk memulai kembali mengolah tanah untuk memasuki musim tanam, Rabu (15/10/2025).
Sebelum memulai kegiatan, para petani dan masyarakat berkumpul dan menggelar kirab budaya dengan membawa hasil bumi, mengelilingi Patilasan Buyut Andong Rd. Walangsungsang/Mbah Kuwu Sangkan di TPU Kalapa Cagak, Teluklada.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
Dalam kegiatan itu ditampilkan juga seni budaya mulai dari tarian tradisional hingga arak-arakan hasil bumi. Usai kegiatan, warga selanjutnya menggelar makan bersama di balai desa sebagai bentuk kebersamaan.
Ketua pelaksana sedekah bumi Kampung Kalapa cagak, Karsono mengatakan, tradisi ini sudah diwariskan dari orangtua zaman dahulu dan dilanjutkan oleh generasi saat ini. Selain sebagai seni budaya, kegiatan ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
“Tradisi dari zaman nenek moyang sebelum masa tanam itu selalu dilakukan upacara adat sedakah bumi sebagai bentuk penghormatan terhadap tanah, bumi yang kita kelola dan bentuk sebagai penghormatan terhadap alam. Kemudian harapan besarnya kita bisa mendapatkan hasil yang melimpah pada saat panen,” kata Karsono.
Dirinya berharap, Pemkab Pandeglang bisa memberikan perhatian lebih dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) kampung budaya dan adat sebagai salah satu identitas dan menjadikan Kampung Kalapa Cagak sebagai pilot project.
“Sangat kaya kabupaten kita ini. Ada mapag sri, sedekah bumi, tari saman, rampak bedug, calung dan sebagainya. Ini tentu butuh perhatian dari pemerintah dengan penetapan daerah-daerah itu sebagai kampung budaya dan ditetapkan melalui peraturan daerah. Ini effort ke depan yang akan kita dorong,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt Camat Sobang, Mahfudin mengaku bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena bisa menjaga tradisi dan budaya yang ada. Terkait dengan keinginan adanya Perda Budaya, ia mengaku akan mendorong hal tersebut dapat terwujud.
“Tentunya ketua RW meminta untuk dibuat perdes. Tetapi kami dalam proses dengan pak Kades akan dibuatkan, agar kegiatan budaya ini berlanjut dan bisa dilestarikan,” tutupnya.
Penulis : Memed
Editor : Usman Temposo