TANGERANG – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang mengkaji kemungkinan perpanjangan rute Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, dari Lebak Bulus menuju Tangerang. Dalam hal ini, pemerintah sedang berupaya melobi pihak pengembang agar pembangunan MRT tersebut bisa terealisasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku rencana tersebut masih prematur dan terlalu dini. Namun diakuinya, kereta api adalah salah satu transportasi ke depan, yang bisa mensubstitusi transportasi massal. Dengan MRT, kemacetan dan polusi di ibukota pun bisa diminimalisir.
“Masalahnya, APBN pemerintah kan terbatas. Jadi saya ingin mengajak developer swasta. Saya sudah dua kali bertemu developer, bukan BSD saja. Saya sampaikan silakan mereka memikirkan, bahwa penghuni mereka diberikan akses menggunakan kereta api,” kata Budi di Kompleks Gelora Bung Karno, Minggu ( 23/9/2018).
Namun, Budi menegaskan agar pihak pengembang swasta tak hanya mengandalkan pemerintah. Sebab selain APBN yang sifatnya terbatas, pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk membangun daerah pinggiran.
“Makanya kami minta mereka buat proposal, termasuk BSD. Silakan mereka lakukan kalau ada kemampuan,” ujar Budi dilansir viva.co.id.
Mantan Dirut Angkasa Pura II itu juga mengatakan saat ini sudah ada perkembangan yang cukup baik, dimana pemerintah mulai memikirkan penyediaan feeder di stasiun-stasiun. Di Bekasi misalnya, banyak masyarakat yang membutuhkan angkutan umum untuk beraktivitas.
“Feeder itu bisa disediakan dari yang paling canggih seperti LRT, kita buat people mover, bisa kereta kapsul, tapi yang paling sederhana kita bisa gunakan guided bus. Tapi saya minta kalau feeder, utamakan juga masyarakat,” tegasnya.
Menurut Budi meski investasi untuk menyediakan feeder terbilang besar, jika digarap bersama maka bisa lebih ringan. “Maka kita buat masterplan, dengan detail konkrit. Dengan buat detail itu para pengembang juga nanti akan kita ajak,” ungkapnya. (Red)