Beranda Nasional Rute MRT Bakal Lintasi Tangerang, Studi Kelayakan Disusun

Rute MRT Bakal Lintasi Tangerang, Studi Kelayakan Disusun

MRT Jakarta - foto istimewa Instagram

TANGERANG – Wacana perpanjangan rute Mass Rapid Transit (MRT) dari Jakarta hingga ke Tangerang Selatan (Tangsel), nampaknya bisa segera terwujud. Rencana tersebut saat ini sudah dalam tahap studi kelayakan (Feasibility Study/FS).

Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany mengatakan, kajian studi kelayakan terus dikebut untuk segera mendapatkan hasil. Targetnya, hasil kajian akan keluar pada Juni 2019.

“Nah, mudah-mudahan target mereka (PT MRT) selesai untuk FS-nya di bulan Juni. Kalau sudah selesai menyampaikan ke kita, nanti kita sama-sama dengan PT MRT menghadap pak Gubernur DKI,” kata Airin di ICE BSD, Tanggerang, Senin (15/4/2019).

Airin menjelaskan studi kelayakan dilakukan PT MRT Jakarta yang merupakan pengelola dari Moda Raya Terpadu tersebut. Beberapa data yang diperlukan untuk proses studi pun sudah diberikan.

Dari hasil studi kelayakan sudah didapatkan beberapa alternatif rute. Namun, Airin mengaku sampai sekarang belum menerima rute mana saja yang nantinya akan dilewati MRT Jakarta.

“Iya PT MRT, jadi kita hanya diminta oleh mereka data-data sudah kita kasih semuanya. Terus mereka juga sudah sounding ke lapangan, mereka sudah lihat ada beberapa alternatif trase,” jelas dia dikutip dari liputan6.com.

Kendati demikian, Airin sendiri tengah melakukan pembicaraan untuk mengajukan rute khusus kepada PT MRT Jakarta, agar transportasi massal tersebut bisa melewati wilayah Ciputat dan Pamulang.

Kedua daerah tersebut merupakan kawasan padat penduduk sehingga membutuhkan transportasi modern itu.

“Yang pasti ada beberapa rute permintaan saya. Supaya bisa masuk ke Ciputat, bisa masuk ke daerah Pamulangitu kan banyak masyrakatnya disitu. Tapi ya kita tunggu aja hasil FS-nya seperti apa,” tutur dia.

Mengenai skema pembiayaan, Airin menyebut akan menggunakan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Namun dia belum bisa menyebutkan secara pasti bagaimana dan siapa saja yang akan membiayaai MRT hingga ke Tangerang tersebut.

“Pendanaannya KPBU. Nanti kita lihat mana sajanya kan ada market sounding-nya,” ucapnya.

Seperti diketahui, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah melakukan studi kelayakan perpanjangan rute transportasi tersebut berdasarkan surat dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Hasil studi nantinya akan memperlihatkan mengenai potensi penumpang, pendapatan hingga pengembangan integrasi.

Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta Tuhiyat menyatakan sesuai Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) adanya perpanjangan dari Lebak Bulus hingga wilayah Pondok Cabe.

Akan tetapi, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany meminta adanya perpanjangan kembali dari Pondok Cabe sampai Tangerang kota.

“Tapi ibu Wali Kota minta dibelokkan ke arah BSD atau Puspitek, sampai ke Rawa Buntu dan Tangerang Kota,” katanya beberapa waktu lalu

Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah beroperasi. Kehadiran moda transportasi baru tersebut ternyata mendongkrak harga sewa bangunan untuk toko atau retail di sekitar jalur MRT Jakarta.

Lembaga konsultan properti Jones Lang LasSalle (JLL) menyebutkan harga sewa properti untuk kebutuhan retail naik 20 persen. Kenaikan tersebut dipicu oleh adanya MRT.

Head of Retail JLL, Cecilia Santoso mengatakan kenaikan terjadi di daerah sekitar stasiun MRT.

“Jadi dengan adanya MRT kalau kita banyak melihat kalau ada toko-toko retail itu yang buka di area stasiun MRT atau di dearah mal yang dekat dengan stasiun MRT,” kata dia di kantornya, Jumat (12/4/2019).

Pada mulanya, banyak yang masih sceptical atau ragu dengana adanya MRT Jakarta tersebut. Namun keraguan tersebut disebutkan hilang setelah suksesnya uji coba yang dilakukan beberapa waktu lalu. Bahkan banyak pihak yang mulai tertarik.

“Nah kemarin setelah adanya tes MRT Jakartaitu toko-toko yang memang ada di stasiun tersebut itu banyak ditanyakan oleh publik, misal ini bolehkah ini buat F&B, apakah hanya untuk fashion? Berbagai macam pertanyaan,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk harganya sendiri properti untuk retail di seputaran MRT tidak terjadi negosiasi. “Dan pada saat memang kita kuat untuk harganya, mereka ya oke. Maksudnya gak ada pertanyaan bisa lebih murah enggak? (menawar),” ujarnya.

Selain itu, dengan adanya MRT juga dipastikan akan muncul kawasan terintegrasi dengan moda transportasi masal atau transit oriented development (TOD).

“TOD biasanya itu akan mempunyai hub ya akan ada apartemen biasanya akan ada sedikit retail atau mungkin office building. Nah atau mungkin ada lainnya yang terkait disitu. Itu sudah pasti akan meningkatkan nilai jual dari properti yang berkaitan disitu, tingkat kenaikannya kurang lebih 20 persen di dalam stasiun MRT nya sendiri atau di dalam mal yang berdekatan dengan stasiun MRT.” ujarnya.

Dia mengungkapkan, pada kuartal sebelumnya atau sebelum adanya MRT Jakarta, harga sewa dan jual properti cenderung datar.

“Kuartal sebelumnya masih flat masih standar. aKlau sekarang ini terlihat jelas dengan adanya MRT ini akan bener – bener signifiian kenaikannya,” tutupnya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini