Beranda Opini Puasa Ramadan Tingkatkan Iman dan Imun di Saat Pandemi Corona

Puasa Ramadan Tingkatkan Iman dan Imun di Saat Pandemi Corona

Ilustrasi - foto istimewa tribunnews.com

Oleh : Deni Darmawan, Dosen Agama Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Tangerang Selatan

Deni Darmawan

Menjalani ibadah puasa Ramadan 1441 H di saat pandemi wabah Covid-19 menjadi sesuatu hal yang berbeda. Semua aktivitas serba di rumah, mulai dari bekerja, belajar hingga ibadah. Sebelum memasuki bulan Ramadan, banyak saudara-saudara kita yang banyak mengalami keresahan, kegalauan, bahkan muncul kejahatan karena dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga banyak orang yang di-PHK, kehilangan pelanggan, sebagian pelaku bisnis yang gulung tikar dan banyak yang tiba-tiba menjadi ‘orang miskin baru’, miskin kagetan dan mendadak.

Hal ini membuat ketidakpastian mata pencarian mereka. Sehingga sebagai orang yang beriman, iman kita diuji seberapa besar kesabaran dan keteguhan menghadapi Covid-19 ini. Memasuki bulan Ramadan, sebagai umat Islam kita diwajibkan berpuasa. Panggilan Allah kepada orang-orang yang beriman untuk berpuasa selama sebulan penuh. Melaksanakan ibadah puasa di tengah pandemi Corona seperti ini tidak mudah, kecuali mereka yang masih mempunyai keteguhan iman. Puasa tidak hanya menahan makan dan minum, menahan syahwat birahi, namun hakikatnya adalah semua panca indera kita, termasuk pikiran dan hati kita puasakan (lahir dan batin).

Dengan puasa yang benar sesuai tuntunan Rasulnya, iman kita akan meningkat dan semakin kuat. Iman yang meningkat akan memberi dampak terhadap pikiran dan hati yang semakin dekat kepada Allah, semakin tenang, semakin sabar, walaupun di tengah pandemi Corona ini. Iman yang meningkat bukan saja memberi dampak secara bathin namun juga lahiriah kita.

Nabi SAW pernah bersabda “Berpuasa, kalian akan sehat” walaupun hadis ini dinilai sebagai hadis dhaif (lemah) namun tidak dipungkiri dari realitas empiris dengan berpuasa akan memberikan hikmah berupa kesehatan. Puasa adalah terapi untuk semua jenis penyakit. Walaupun orang yang menderita sakit atau pada kondisi tertentu diberikan keringanan untuk dibolehkan tidak berpuasa.

Muncul beberapa kekhawatiran dari masyarakat bahwa ibadah puasa di bulan Ramadan akan menurunkan imunitas tubuh dan rentan terhadap masuknya serangan virus Corona ini. Apakah benar demikian? Ada sebuah riset yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Southern California Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat pada tahun 2014, bahwa seseorang yang melakukan puasa tiga hari berturut-turut dapat meningkatkan daya tubuh yang baik dan signifikan.

Begitu juga menurut penuturan ahli gizi dari Universitas Gajah Mada (UGM) ,R. Dwi Budiningsari, SP.,M.Kes., Ph.D bahwa puasa bermanfaat pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan imunitas. Belum ada studi yang menyatakan berpuasa beresiko meningkatkan infeksi Covid-19. Dengan berpuasa yang benar selama 30 hari akan memperbaiki jaringan sel yang rusak.

Dari hasil penelitian tersebut bahwa rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru untuk melawan infeksi. Adanya sel darah putih yang baru mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh hingga sel induk akan terus berkembang biak, membangun kembali seluruh sistem dalam tubuh. Sistem imun yang rusak, tua, akan tersingkir karena sistem dalam tubuh telah menyingkirkan bagian-bagian yang sudah rusak.

Ibarat mesin yang sering dipakai maka akan mengalami gangguan dan harus diservis agar bisa bekerja dengan baik. Dengan ibadah puasa sistem pencernaan tubuh manusia bisa beristirahat, membersihkan segala racun (detoksifikasi) dari berbagai zat-zat adiktif seperti pengawet dan pewarna makanan, mengurai massa lemak tubuh yang berlebihan yang bisa memicu produksi sel hingga menyebabkan penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya.

Selain puasa harus sesuai dengan tuntunan syariat, maka agar puasa kita juga berkualitas tentu harus memperhatikan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Nah, agar puasa di saat pandemi Covid-19 ini tetap sehat, bugar dan imun meningkat, maka hal-hal yang diperhatikan adalah memastikan kondisi kesehatan dengan berkonsultasi kepada dokter bagi yang sakit. Bagi yang sehat dianjurkan tetap berpuasa. Saat sahur dan berbuka dianjurkan untuk memilih makan yang sehat, seimbang, dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat komplek dan serat hingga diubah menjadi energi sehingga bertahan lebih lama dan merasa kenyang seperti nasi merah, kentang, gandum, roti, biji-bijian, ubi, dan kacang-kacangan.

Konsumsi juga sayuran hijau, protein dan hewani maupun nabati. Konsumsi buah-buahan, menjaga asupan air 2 liter setara dengan 8-9 gelas sehari, diatur mulai dari buka hingga sahur. Batasi konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram sehari setara 4 sendok makan karena bisa mempengaruhi sel imun untuk memerangi penyakit. Terakhir hindari makanan yang mengandung lemak trans tinggi dan makanan serta minuman yang terlalu manis.
Kesederhanaan nabi saat berbuka patut kita tiru. Dari Anas bin Malik berkata, Nabi SAW biasa berbuka puasa sebelum salat dengan memakan kurma basah (ruthab), jika tidak ada berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada beliau meminum seteguk air. Ketika berbuka nabi tidak terlalu banyak makan.

Kurma sumber serat yang baik. Para dokter juga menganjurkan hal yang sama bahwa porsi saat berbuka sekitar 10-25 persen dari kebutuhan sehari. Setelah magrib bisa makan malam sekitar 25-35 persen, makan snack malam sekitar 10-20 persen dan di saat sahur sebesar 20-35 persen kebutuhan sehari. Saat sahur dan berbuka hindari makan berlemak seperti gorengan yang terlalu banyak yang akan merusak tubuh. Jangan balas dendam ketika berbuka puasa sehingga kita tidak bisa mengontrol diri.

Selain asupan, untuk menjaga tubuh tetap bugar selama berpuasa disarankan tetap melakukan aktivitas olahraga ringan. Misalnya dengan senam agar tubuh tetap segar dan bugar. Istirahat yang cukup dengan menjadwalkan tidur secara teratur setidaknya 8 jam sehari, mengingat jadwal tidur selama berpuasa berubah drastis.

Saat sahur pun perlu kita perhatikan. Keberkahan dalam sahur bukan berarti kita tidak memperhatikan pola makan. Agar keberkahan kita dapat dan badan tetap bugar dan sehat, konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks, protein agar lama dicerna usus jadi bisa menyimpan banyak energi cadangan dalam tubuh dan tidak lemas di siang hari. Hindari makanan berlemak, pedas, minuman yang mengandung kafein dan perbanyak minum air putih. Usahakan jangan tidur ba’da subuh.

Selain asupan, pola waktu istirahat, dan aktivitas olah raga selama berpuasa di tengah pandemi Covid-19, kita tetap mematuhi aturan pemerintah untuk tetap di rumah, jaga jarak serta pakai masker jika memang harus keluar rumah, dan jauhi kerumunan. Terapkan pola hidup bersih, selalu mencuci tangan dengan sabun. Jadikan rumah anda produktif dan surga bagi keluarga. Nikmati siramin rohani dengan mengikuti kajian online selama Ramadan agar pemahaman kita mengenai puasa akan meningkatkan iman dan meningkatkan imun pada tubuh.

(**)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini