KAB. SERANG – Jagat maya kembali dihebohkan sebuh video asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengaku menjadi korban penipuan oknum Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Serang.
Informasi yang dihimpun, Kades Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, berinisial ES, menjadi sorotan publik setelah diduga terlibat dalam dugaan penipuan terkait pembelian 16 ekor sapi milik seorang warga asal NTB.
Diketahui transaksi ES dan korban disebut terjadi pada tahun 2024. Korban mengaku telah mengirimkan sapi-sapi tersebut setelah menerima uang muka sebesar Rp20 juta.
Namun, hingga kini, sisa pembayaran tak kunjung dilunasi oleh ES. Akibat peristiwa ini, korban yang diketahui berasal dari NTB dikabarkan mengalami kesulitan ekonomi.
Ia disebut tak berani pulang ke kampung halamannya dan kini bekerja sebagai perawat sapi di tempat orang lain demi bertahan hidup.
Menanggapi hal ini, pihak Desa Mander angkat bicara terkait tudingan tersebut. Staf Desa Mander, Hedi, membenarkan adanya persoalan antara korban dan Kades ES.
“Pak Kades (ES) memang sedang menghadapi persoalan yang berkaitan dengan masalah sapi. Tapi saya hanya tahu sedikit, bukan secara menyeluruh,” kata Hedi saat dikonfirmasi oleh BantenNews.co.id, Rabu, (4/6/2025).
Menurut Hedi, korban sempat beberapa kali datang ke rumah Kades ES untuk menagih pembayaran.
Namun, kata dia, pertemuan kerap tak terjadi, karena ES sedang berada di luar atau menjalankan tugas kegiatan lainnya
“Mungkin karena belum sempat bertemu langsung. Masalah ini jadi melebar dan ramai di media sosial,” ujarnya.
Ia menambahkan, sejauh yang diketahuinya, belum ada laporan resmi yang diajukan oleh korban ke aparat penegak hukum.
Meski begitu, lanjut Hedi, sempat tersiar kabar bahwa korban berniat membawa perkara ini ke jalur hukum.
Hedi juga mengungkapkan bahwa ES dikenal memiliki latar belakang sebagai pebisnis di bidang otomotif, pelumas, serta kuliner. Namun, pasca pandemi Covid-19, kondisi ekonominya diklaim menurun.
“Pak Kades sebenarnya punya itikad baik untuk membayar. Tapi perekonomian beliau sedang benar-benar tidak baik,” kata Hedi.
Dalam pernyataannya, Hedi menyebut ES masih aktif menjalankan tugasnya sebagai kepala desa dan rutin menghadiri kegiatan di desa maupun kecamatan.
“Seingat saya, korban juga sempat bertemu langsung dengan Pak Kades, entah di rumah atau lewat sambungan telepon. Tapi soal detil pertemuan dan jumlahnya, saya kurang tahu pasti,” ujarnya.
Diketahui, kasus ini mencuat setelah diunggah oleh akun Instagram @dhemit_is_back01 dan menjadi viral di media sosial.
Meskipun kasus ini belum sampai ke ranah hukum, polemik yang menyeret nama kepala desa Mender yang kini menjadi perhatian masyarakat.
Pihak desa berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak dibesar-besarkan, dengan terpenuhinya semua hak korban.
Penulis : Rasyid
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd