SERANG – Poster solidaritas All Eyes on Rafah atas kejadian penyerangan Israel ke kamp pengungsian warga di Rafah, Palestina pada Minggu (26/5/2024) lalu masif mendapat unggahan warganet di berbagai media sosial. Salah satunya melalui platform Instagram yang sudah mencapai 30 juta lebih postingan.
Mia Dwiana, dosen Ilmu Komunikasi Untirta mengatakan fenomena tersebut dapat diartikan sebagai gerakan sosial yang memanfaatkan teknologi. Dalam perspektif ilmu komunikasi, ia menjelaskan bahwa ada konsep Rasionalitas Komunikasi dalam hal tersebut.
Mia menjabarkan bahwa dalam konsep yang dikembangkan oleb Jurgen Habermas itu menekankan pada pentingnya unsur keterbukaan dalam komunikasi, transparansi, dan rasional.
“Dalam konteks gerakan sosial, teori ini dapat diaplikasikan untuk memahami bagaimana gerakan tersebut berusaha membangun pemahaman bersama dan menggalang dukungan melalui diskusi yang rasional dan partisipatif,” jelas Mia kepada BantenNews.co.id pada Rabu (27/5/2024).
Menurutnya, masifnya poster solidaritas All Eyes on Rafah yang menggunakan media sosial itu guna mencapai penyebaran efektivitas untuk tujuan dari gerakan itu sendiri.
Komunikasi yang rasional, kata Mia, memungkinkan suatu gerakan sosial agar merancang pesan yang logis, jelas dan persuasif.
“Mereka merancang pesan yang emosional tetapi juga didukung oleh fakta-fakta yang kuat, menggunakan hastag untuk meningkatkan visibilitas, dan mendorong diskusi yang produktif di antara para pengikutnya. Proses ini mencerminkan kombinasi antara strategi komunikasi rasional dan mobilisasi emosional,” ungkapnya.
(Mg-Alf/Red)
