Beranda Peristiwa Pilu Pegawai Honorer di Lebak Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Pilu Pegawai Honorer di Lebak Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Cacang Hidayat seorang honorer di Pemkab Lebak memperlihatkan bagian rumah yang sudah hampir hancur. (Sandi/bantennews)

LEBAK – Nasib pilu harus dijalani Cacang Hidayat (55) seorang pegawai honorer di SMPN 2 Cibadak, Kabupaten Lebak, yang hidup dalam keperihatinan.

Bagaimana tidak, Cacang bersama istri dan enam anaknya harus tinggal di dalam rumah tidak layak huni (RTLH) di Kampung Sanding, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak. Bahkan sebagian bangunannya hampir roboh karena termakan usia.

Berdasarkan pantauan di lokasi, rumah yang ditempati Cacang dan Enok berdinding anyaman bambu dan hanya beralaskan tanah.

Kepada BantenNews.co.id, Cacang mengatakan dirinya bekerja sebagai pegawai honorer sejak Juni 2001. Selama lebih dari 24 tahun mengabdi, dirinya tetap menjalankan tugasnya meski penghasilannya hanya Rp556.000 hingga Rp800.000 per bulan.

“Kalau dibilang tidak cukup ya jelas tidak cukup. Tapi mau gimana lagi, kami atur agar semuanya bisa mencukupi untuk kebutuhan keluarga sehari-hari,” kata Cacang saat diwawancara awak media, Jumat (12/12/2025).

Ia mengungkapkan, dengan pendapatan yang sangat terbatas, kebutuhan keluarga kerap disokong hasil kebun dan upah istrinya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) sekaligus membantu di pembibitan jamur. Meskipun penghasilan istrinya tidak tetap.

“Seminggu kadang dapat Rp200.000 atau Rp300.000. Tidak ada target, tergantung yang punya pekerjaan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, untuk rumah yang ditempati keluarga itu dibangun pada tahun 2000 dan tidak pernah direnovasi.

Kondisi bangunan semakin parah setelah sebuah pohon tumbang menimpa atap rumahnya beberapa waktu lalu.

“Saya tidak mampu memperbaikinya, jadi dibiarkan saja. Sampai sekarang masih berantakan,” ungkapnya.

Cacang menambahkan, dirinya bersama keluarga hanya bisa pasrah dan menerima kekurangannya saat ini.

“Ya mau gimana lagi. Cuma yang bikin saya sedih itu di saat anak-anak kerap membanding-bandingkan rumahnya dengan rumah temannya, itu yang paling saya sedih,” ucapnya.

Baca Juga :  Hasil Reses DPRD Pandeglang Didominasi Usulan Infrastruktur

Penulis : Sandi Sudrajat
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd