Beranda Bisnis Pertamina Buka Layanan Delivery Service

Pertamina Buka Layanan Delivery Service

Ilustrasi - foto istimewa merdeka.com

SERANG – PT Pertamina (Persero) membuka layanan Pertamina Delivery Service selama pemberlakuan kebijakan Work From Home (WFH). Bentuk layanan berupa pengiriman BBM dan gas elpiji.

“Layanan ini untuk melayani konsumen yang ingin membeli BBM dan elpiji. Tinggal telepon di call center 135, Insya allah akan dikirimkan ke rumah konsumen. Karena kita yang kirimkan bukan hanya elpiji tapi BBM juga karena walaupun di rumah kan perlu memanaskan kendaraan,” kata Sales Brand Meneger Region III PT Pertamina (Persero), Widhi Tri Hidayat saat jumpa pers di Kantor Cabang Hiswana Migas Banten, Benggala, Kota Serang, Senin (27/4/2020).

Saat ditanya apakah BBM dan gas elpiji yang dapat dikirim merupakan produk bersubsidi, Widhi mengaku, produk yang dikirim bukan merupakan produk bersubsidi.

“Untuk elpiji ukuran 5,5 kilogram ke atas. Sedangkan untuk BBM itu pertamax, pertamax turbo dan dexlite,” jelasnya.

Selain layanan tersebut, dirinya juga memastikan untuk gas elpiji 3 kilogram selama Ramadan tidak akan ada kekosongan. Pihaknya memastikan stok elpiji 3 kilogram di seluruh distributor agen dan pangkalan bersubsidi tetap aman.

“Sekarang ini kan penjual takjil berkurang, mereka pulang kampung dan masyarakat lebih banyak masak di rumah. Makanya dari sisi kesiap siagaan kami bentuk satgas (satuan tugas),” kata Widhi.

Lebih lanjut, Widhi mengungkapkan, PT Pertamina telah memberikan instruksi kepada seluruh pangkalan untuk terus beroprasi selama sepekan penuh.
“Ini sudah beberapa minggu sudah nggak pernah tutup,” ujarnya.

Terkait harga gas 3 kilogram, Widhi memastikan, tidak ada kenaikan harga. Pihaknya mengaku untuk gas isi ulang subsidi masih dijual seharga Rp16 ribu per tabung.

Mesko begitu, dirinya tidak bisa memastikan harga jual di pedagang eceran. “Untuk penjualan di pangkalan tetap tidak naik. Nah yang susah itu penjualan di pengecer. Kita nggak bisa menekan harga. Beberapa kali kita sampaikan ke pemerintah daerah, kita juga menekankan ke masyarakat untuk membeli di pangkalan, tapi masalahnya kan kadang mereka malas. Jadi beli ke pengecer,” kata Widhi.

(Tra/Mir/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News