SERANG – Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar program Pustakawan Masuk Desa. Program ini merupakan bagian penguatan literasi masyarakat Banten.
Kegiatan berlangsung di 14 titik yang tersebar di enam kabupaten/kota di Banten. Momentum ini bertepatan juga dengan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Literasi Untirta yang berlangsung mulai 8 Juli hingga 8 Agustus 2025.
Program ini bertujuan untuk mendekatkan layanan perpustakaan kepada masyarakat desa serta mengaktifkan taman bacaan masyarakat (TBM) dan perpustakaan desa di wilayah sekitar kampus.
Rektor Untirta Prof Fatah Sulaiman menyampaikan kegiatan ini juga menginisiasi pembentukan TBM di lima lokasi sekitar kampus Untirta sebagai bagian dari pengembangan ekosistem literasi lokal.
Kunjungan tim pustakawan Untirta tersebar di berbagai lokasi dari 15 hingga 31 Juli 2025.
Salah satu lokasi yakni TBM Lentera Ilmu Serang, Perpustakaan Desa Sindangheula Kabupaten Serang, Perpustakan Desa Sindangsari Kabupaten Serang, TBM Motor Literasi Qi Falah Kabupaten Lebak, dan lain-lain.
Dalam kunjungan tersebut, Perpustakaan Untirta memberikan bantuan berupa peminjaman 1.000 buku bacaan. Selain itu, ada juga berbagai kegiatan literasi, seperti pendataan TBM, pengolahan bahan pustaka, membaca nyaring, mengulas buku, hingga permainan edukatif berbasis isi buku.
Kegiatan “Bacakan Saya Buku” dan proyek literasi kolaboratif turut menarik antusiasme anak-anak dan remaja di setiap titik kunjungan.
Para pengelola TBM menyambut hangat kehadiran tim Untirta dan banyak memberikan masukan terkait pengembangan taman baca di wilayah masing-masing.
Salah satunya dari pengelola TBM Dihya Khalifa Kabupaten Pandeglang. Kang Lulu, selaku pengurus TBM bersama istrinya, Teh Fitri, mengungkapkan bahwa kehadiran mahasiswa membawa angin segar bagi penguatan literasi di lingkungan mereka.
“TBM itu ujung tombak sekaligus ujung tombok literasi di masyarakat. Kami ini garda terdepan, tanpa pamrih, sering kali harus siap nombok secara finansial demi jalannya kegiatan literasi,” ujar Kang Lulu sambil tertawa.
Ia menilai, program KKM Literasi dari mahasiswa sangat membantu aktivitas TBM, mulai dari pendampingan anak-anak hingga manajemen kegiatan. Namun demikian, ada kekhawatiran terkait keberlanjutan program setelah mahasiswa selesai masa KKM-nya.
“Program ini luar biasa bagus, kami sangat terbantu. Tapi permasalahannya, bagaimana kalau mahasiswa sudah tidak ada? Apakah program masih bisa berjalan?” kata Teh Fitri menambahkan.
Untuk menjawab tantangan keberlanjutan, Kang Lulu berharap adanya proses kaderisasi. “Kami mohon kepada teman-teman mahasiswa maupun dari Perpustakaan Untirta, agar bisa berbagi ilmu dan melatih para pengelola TBM. Supaya semangat ini bisa terwariskan, tidak berhenti saat KKM selesai.”
Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam program KKM Tematik juga menunjukkan semangat tinggi dalam mendampingi proses literasi di lapangan.
Melalui kegiatan ini, Perpustakaan Untirta berharap dapat membangun jaringan literasi yang lebih kokoh antara kampus dan masyarakat serta menginspirasi pengelolaan perpustakaan berbasis komunitas yang berkelanjutan.
Tim Redaksi