PANDEGLANG – Ribuan warga di Kecamatan Carita tumpah ruah mengikuti acara pesta laut sebagai peringatan hari jadi Kecamatan Carita ke 47 tahun. Sebanyak 500 perahu milik nelayan juga terlibat dalam memeriahkan acara tersebut.
Sebelum acara puncak melarung kepala kerbau ke tengah laut, warga sekitar sebelumnya juga melakukan beberapa kegiatan seperti perlombaan yang digelar oleh panitia acara.
Gubernur Banten, Andra Soni yang hadir dalam acara ini mengaku terpukau dengan antusiasme warga yang mengikuti kegiatan. Namun demikian, dirinya tetap berpesan agar warga yang mengikuti kegiatan ini untuk tetap menjaga keselamatan dan memastikan perahu yang diikutsertakan dalam kondisi baik.
“Tadi saya melihat ada sekitar 500 perahu nelayan yang melakukan larung saji ke tengah laut, artinya masyarakat cukup antusias. Saya berpesan agar ke depan faktor keselamatan ini lebih diperhatikan lagi dan perahu yang ikut ke tengah laut dipastikan layak digunakan,” kata Andra disela-sela acara, Minggu (13/7/2025).
Menurutnya, acara semacam ini harus terus dipertahankan karena bisa menarik perhatian para wisatawan ke Pandeglang. Selain itu, ia mengaku bahwa kehadiran pemerintah provinsi dan pemerintah daerah ke lokasi kegiatan sebagai bentuk dukungan moril untuk masyarakat.
“Semoga ke depan bisa digelar lebih meriah lagi, karena ini dapat menarik perhatian wisatawan baik lokal hingga manca negara. Kehadiran kami ini bentuk dorongan kami terhadap acara ini, agar bentuk rasa syukur masyarakat nelayan ini menjadi keberkahan bagi semua masyarakat,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia acara pesta laut, E Supriadi Franky menuturkan, kegiatan peringatan hari jadi Kecamatan Carita dilakukan selama satu bulan penuh mulai dari tanggal 13 Juni hingga puncak acara di tanggal 13 Juli 2025 ini.
“Rangkaian kegiatan mulai dari perlombaan-perlombaan, pentas seni budaya hingga puncak acara ini larung saji. Dalam larung saji ini ada sekitar 500 lebih perahu nelayan yang ikut,” tuturnya.
Kata Franky, budaya pesta laut masih tetap dipertahankan oleh masyarakat sebagai tradisi turun temurun dari para pendahulu sebagai bentuk syukur kepada sang pencipta dan tidak boleh dihilangkan.
“Karena ruat laut ini merupakan sebuah budaya atau tradisi yang bisa digelar setiap tahun sekali oleh masyarakat nelayan dan meski sekarang ini era digitalisasi sudah sangat canggih, namun budaya ini masih tetap kita pertahankan kelestariannya,” tutupnya.
Penulis : Memed
Editor : Usman Temposo