TANGERANG – Suasana di Gedung Serba Guna (GSG) Puspemkab Tangerang, Rabu (6/8/2025), terasa berbeda. Ratusan perempuan dari berbagai organisasi duduk berbaur, sebagian mengenakan seragam khas organisasi masing-masing dari Aisyiyah, Muslimat NU, BKMT, Bhayangkari, hingga Persit. Mereka hadir bukan sekadar untuk mendengar pidato, melainkan untuk menjadi bagian dari gerakan besar: memutus rantai stunting di Kabupaten Tangerang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, yang hadir mewakili Bupati, menekankan bahwa peran perempuan adalah ujung tombak. “Bergandengan tangan mencegah stunting bukan sekadar slogan. Ini adalah prinsip yang harus dipegang. Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berkualitas,” ujarnya.
Data terbaru dari kegiatan Grebek Posyandu tahun 2025 mencatat, masih ada 7,3% balita atau 15.175 anak di Kabupaten Tangerang yang mengalami stunting. Angka itu menjadi alarm bahwa kerja keras belum boleh kendur.
Gerakan Cegah Stunting kali ini mengusung tema “Bersama Cegah Kasus Baru Stunting”, dengan pendekatan tak hanya sosialisasi, tetapi juga intervensi langsung: pemberian makanan tambahan (PMT) untuk 12.823 balita dan 2.690 ibu hamil, serta distribusi pangan khusus bagi anak stunting dan gizi buruk.
Sekretaris Dinas Kesehatan, dr. Sri Indriyani, menjelaskan bahwa upaya ini dirancang menyasar titik-titik rawan. “Kami ingin mencegah kasus baru, bukan sekadar mengobati. Edukasi, dukungan gizi, dan keterlibatan komunitas adalah kuncinya,” kata Sri.
Di tengah acara, para peserta saling bertukar pengalaman. Ada yang bercerita tentang mengajak tetangga rutin ke posyandu, ada pula yang membagikan resep makanan bergizi dengan bahan lokal. Semangat yang mengalir terasa nyata: ini bukan hanya program pemerintah, tapi gerakan bersama.
Bila semua pihak, terutama kaum ibu, bergerak serentak, bukan mustahil angka stunting di Kabupaten Tangerang terus turun. Bukan sekadar target statistik, tetapi demi masa depan anak-anak yang lebih sehat, pintar, dan tangguh menghadapi masa depan.
Tim Redaksi