SERANG – Perkembangan sektor perbankan di Provinsi Banten diklaim menunjukkan tren positif hingga pertengahan 2025. Hal ini dinilai menjadi sinyal kuat bahwa sistem keuangan di wilayah ini terus bergerak stabil dan adaptif terhadap dinamika ekonomi, seiring dengan penguatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) mencatat, per Mei 2025, total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di wilayah Banten mencapai Rp295,11 triliun atau tumbuh sebesar 6,21 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara penyaluran kredit atau pembiayaan mencapai Rp219,47 triliun dengan pertumbuhan 3,84 persen (yoy). Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) pun masih dalam batas wajar, yaitu 3,13 persen.
Kepala OJK Wilayah Jabodebek, Edwin Nurhadi menyebutkan angka tersebut mencerminkan soliditas industri perbankan di Banten yang tetap terjaga. Meskipun pertumbuhan kredit masih lebih rendah dibanding DKI Jakarta, tren ini tetap mencerminkan peran penting perbankan dalam menopang sektor konsumsi dan perdagangan di daerah.
“Komposisi pembiayaan di Banten didominasi oleh kredit konsumtif, seperti kredit kepemilikan rumah tinggal yang mencapai 31,89 persen dan pembiayaan peralatan rumah tangga lainnya sebesar 15,17 persen,” jelas Edwin, Kamis (17/7/2025).
Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran juga mendapat porsi signifikan sebesar 12,00 persen. Ini menunjukkan bahwa aktivitas konsumsi masyarakat di Banten, terutama di sektor rumah tangga dan perdagangan, menjadi motor penggerak utama permintaan kredit di wilayah tersebut.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan DKI Jakarta, sektor perbankan di sana lebih terkonsentrasi pada sektor produktif seperti industri pengolahan, perdagangan besar, serta perantara keuangan.
Di sisi lain, OJK juga mewanti-wanti sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, khususnya terkait kualitas kredit di sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, serta pertambangan dan penggalian yang masih rawan di wilayah Banten.
Meski begitu, secara keseluruhan, industri perbankan di Banten dinilai tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian serta penguatan manajemen risiko.
“Stabilitas sektor jasa keuangan di Banten terus kita jaga melalui sinergi dengan pelaku industri, penguatan pengawasan, serta edukasi kepada masyarakat agar semakin paham dan terlindungi,” tambah Edwin.
Penulis : Ade Faturohman
Editor: Usman Temposo