Beranda Bisnis Pengusaha Konveksi di Pamarayan Kekurangan Tenaga Kerja

Pengusaha Konveksi di Pamarayan Kekurangan Tenaga Kerja

Pengusaha konveksi di Desa Kebon Cau, Pamarayan, Kabupaten Serang, mengepak pakaian anak produksi mereka. (Mir/bantennews.co.id)

SERANG – Pengusaha konveksi di Desa Kebon Cau, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, mengeluhkan kurangnya tenaga kerja. Hal ini berbanding terbalik dengan angka pengangguran yang masih cukup tinggi di Kabupaten Serang.

Berdasrkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang, meski masih tergolong tinggi, jumlah pengangur di Kabupaten Serang mengalami penurunan sebanyak 34 ribu orang dari 84,16 ribu menjadi 72,58 ribu. Hal itu lebih banyak dipengaruhi oleh industri, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pertanian.

Salah seorang pengusaha konveksi, Hendra mengakui, salah satu kendala usaha yang kini ditekuninya yaitu kurangnya tenaga kerja. Ia mengaku, saat ini telah mempekerjakan sebanyak 42 orang yang merupakan warga lingkungan sekitarnya.

“Yang pasti kita masih kurang. Kalau pesanan lagi banyak pasti keteteran. Ya mau ngga mau kita kerjasama dengan pengusaha konveksi lainnya yang dekat. Dan memang kebetulan di daerah ini banyak usaha konveksi,” kata Hendra, Selasa (27/10/2020).

Dirinya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, untuk membuat sebuah pelatihan konveksi yang kemudian dapat disalurkan ke perusahaan-perusahaan konveksi di Desa Kebon Cau. “Inginnya pemerintah buat pelatihan, nanti tenaga yang telah terlatih dapat disalurkan ke usaha-usaha konveksi di wilayah kami,” harapnya.

Bukan hanya soal tenaga kerja, lanjut Hendra, kendala lain yang menjadi hambatan usaha konveksi adalah minimnya pasokan listrik.

“Bayangkan jika satu usaha konveksi ada 20 sampai 40 mesin berkapasitas 500 watt. Di sini ada 20 an usaha konveksi, ditambah pasokan listrik rebutan dengan rumah tangga hasilnya sering mati lampu. Dan ini tentunya membuat rugi,” katanya.

“Kami juga meminta kepada PLN dan pemerintah untuk dapat menambah daya, minimal membangun gardu listrik. Karena memang usaha kami pasokan listriknya hanya dari PLN saja. Kita ngga punya genset,” sambungnya.

Terkait pasar hasil konveksi, Hendra juga mengaku, hasil produksi semuanya dipasarkan ke daearh di luar Banten seperti Jakarta, Palembang, Aceh hingga Kalimantan, denga peputaran uang mencapai Rp 20 miliar lebih per tahun.

“Bukan hanya itu, kita juga memasok produk ke pusat-pusat perbelanjaan modern,” ujarnya.(Mir/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ