Beranda Peristiwa Pengunjung Keluhkan Parkir Liar di Kawasan Banten Lama

Pengunjung Keluhkan Parkir Liar di Kawasan Banten Lama

Karcis parkir di kawasan Banten Lama. (Ade/bantennews)

SERANG – Pengelolaan parkir di Kawasan Kesultanan Banten atau biasa dikenal dengan sebutan Banten Lama, dikeluhkan oleh para peziarah lantaran tidak adanya lahan parkir yang disediakan oleh pihak pengelola. Yang ada hanya lahan parkir liar yang diminta bayaran cukup mahal tanpa keamanan yang terjamin.

Pantauan di lokasi, peziarah dengan kendaraan roda dua harus membayar parkir sebesar Rp5.000. Sedangkan untuk roda empat dikenakan tarif senilai Rp15.000.

Salah satu pengunjung Kawasan Banten Lama, Herliana yang menggunakan kendaraan roda dua mengaku keberatan dengan lokasi lahan parkir yang tidak strategis, dan jauh dari tempat ziarah.

“Nanti kalau motor saya hilang bagaimana? Apakah ada yang mau bertanggung jawab?. Seharusnya pengelola memikirkan ini, agar kenyamanan pengunjung bisa terjamin aman dan nyaman,” ujarnya, Selasa (11/6/2019).

Sementara itu, pengunjung lainya, pengendara roda empat, Sarnadi mengeluhkan hal sama. Ia menilai Banten Lama seperti tidak tertata dengan rapi.

“Masa mau parkir aja berebut. Bahkan saat mau bayar pakir, pada lari-larian dengan berebut uang Rp15 ribu. Ini pengelolaan Banten Lama bagaimana, ko tidak rapi dan terkesan berantakan,” ujarnya.

Ketua Kenadziran Kesultanan Banten Tb Abbas Wase mengaku memang belum disediakannya lahan parkir untuk pengunjung yang datang ke Banten Lama. Ia pun menegaskan, tidak pernah memberikan izin untuk adanya pengutan parkir bagi pengunjung. “Itu semua ilegal dan tidak resmi, tanpa adannya persetujuan dari kami (Kenadziran Kesultanan Banten),” tegasnya.

Tb Abbas Wase juga mengaku sudah memberikan teguran kepada pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menarik parkir di kawasan Kesultanan Banten. “Tapi mereka tidak mendengarnya. Intinya kita sudah pernah menegurnya,” ucapnya. (Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini