SERANG – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, Septo Kalnadi, menyebut angka pengangguran di daerahnya masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Meski begitu, posisi Banten tidak lagi menempati urutan pertama dalam daftar provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
“Alhamdulillah tahun ini kita di peringkat 4. Tahun lalu jumlah pengangguran mencapai 425 ribu, sekarang turun jadi 416 ribu,” jelas Septo, Kamis (6/11/2025).
Ia menuturkan, tantangan yang dihadapi Banten ke depan masih besar, terutama akibat pergeseran investasi dari sektor padat karya ke wilayah lain.
“Presentase pengangguran kita memang menurun, tapi tetap di atas rata-rata nasional yang sekarang di angka 4,76 persen,” tegasnya.
Menurut Septo, salah satu penyebab kondisi tersebut adalah meningkatnya harga tanah dan biaya operasional di kawasan industri Banten. Hal itu membuat sejumlah investor memilih daerah lain yang menawarkan biaya lebih rendah untuk membangun pabrik.
“Ya memang hari ini kita tantangannya adalah pergeseran dari investasi yang ada di Banten hari ini. Di mana, era padat karya di kita sudah mulai berkurang, dan beralih ke daerah lain yang di mana katakanlah pengembangan untuk membangun pabrik, luas tanahnya dan sebagainya di daerah baru mungkin agak lebih murah,” ucapnya.
“Harga tanah untuk membangun pabrik saja sudah diambil alih oleh swasta, sehingga mungkin sewa menyewa itu akan mempengaruhi tentang industri padat karya di kita,” tambahnya.
Penulis : Audindra Kusuma
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd
