SERANG – Pengamat politik dan juga Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai pemilihan sosok public figure atau artis untuk masuk dalam tim kampanye bakal calon kepala daerah sebagai strategi untuk meraup suara Gen-Z. Dimana angka Gen-Z saat jni mencapai 50 persen.
Dikatakan Adib, dengan ketokohan artis tentunya lebih gampang mempengaruhi para pemilih pemula untuk memilih calon kepala daerah yang didukungnya.
“Seperti modelnya Rafi Ahmad. Jadi penetrasi visi misi yang ditawarkan ke Gen-Z itu lebjh kena sasarannya, sepertu itu,” kata Adib saat dihubungi via whatsapp, Rabu (11/9/2024).
Adib juga menilai, pola pikir Gen-Z saat ini lebih rasional. “Rasional itu berarti memilih figur (kepala daerah) yang punya progra. Yang sudah dijalankan, biasanya (mereka) seperti itu,” ucapnya.
Meski begitu, Adib mengungkapkan, yang menjadi poin penting bagaiamana memadu padankan sosok artis tersebut dengan mesin partai di tim kampanye.
“Strategi dengan mengambil artis (masuk dalam tim kampanye) sudah tepat. Apalagi kalau bisa dipadu padankan dengan mesin partai jadi bisa bergetak solid. Dan saya kira hasilnya bisa jadi maksimal,” ungkapnya.
Di sisi lajn, lanjut Adib, chemsitry antara artis dan tim kampanye juga harus dibangun.
“Biasanya artsi dengan tim kampanye chemistry-nya kurang dapet karena serba instan. Biasanya hubungan artis dengan militansi kader tim kampanye chemsitry-nya belum dapat. Yang inj kadang-kadang (menjadi hambatan) dalam memaksimalkan artis dengan partai, sehingga tidam bisa bersatu secara maksimal,” ujarnya.
Fenomena artis masih menjadi strategi calon kepala daerah pada Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 untuk meraup suara masih menjadi pilihan. Bahkan, para publik figur tersebut bukan hanya menjadi pemanis pada saat kampanye, tetapi juga masuk dalam tim kampanye bakal calon kepala daerah.(Mir/Red)