SERANG – Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli menilai pandmi Covid-19 membuat kampanye pasangan calon (Paslon) bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota di empat kabupaten/kota di Banten tak optimal. Kondisi tersebut tentunya akan mengubah peta politik.
Menurut Lili, bencana non alam itu memaksa paslon untuk mengubah strategi kampanye. Salah satunya memanfaatkan media daring (dalam jaringan).
“Seperti misalkan memanfaatkan media sosial (medsos),” ujar Lili, Jumat (13/11/2020).
Lili menilai, kondisi tersebut juga cukup menguntungkan bagi petahana. “Tetapi keuntungan yang dimiliki oleh petahana sudah dikenal publik lebih dahulu,” katanya.
Ia menjelaskan, keuntungan lain yang dimiliki petahanan adalah dapat menggerakan birokrasi. Jejaringnya seperti ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) hingga kepala desa bisa saja digunakan.
“Untuk itu Panwas (Panitia Pengawas) harus mengawal betul agar tidak terjadi mobilisasi dan pelanggaran,” jelasnya.
Lili juga mengaku tidak yakin ajang debat Paslon yang digelar KPU setempat bisa menjadi pengganti panggung kampanye yang kurang optimal karena pandemi. Masyarakat umumnya masih gandrung dengan kampanye politik tatap muka atau pertemuan umum.
“Mestinya debat jadi moment untuk hal tersebut. Tetapi masyarakat kita kan belum terbiasa dengan mendengarkan ajang debat sebagai faktor penentu pilihan,” katanya.
Diketahui, Pilkada di empat kabupaten/kota seluruhnya diikuti oleh calon petahana. Di Kabupaten Pandeglang ada Irna Narulita-Tanto Warsono Arban yang kini menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang. Di Kota Cilegon ada Ati Marliati-Sokhidin.
Selanjutnya di Kabupaten Serang ada nama Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa yang menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Serang. Terakhir di Kota Tangerang atas nama Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.
(Mir/Red/SG)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniÂ
