Beranda Kesehatan Penderita Kanker Serviks di Indonesia Meningkat

Penderita Kanker Serviks di Indonesia Meningkat

Ilustrasi - foto istimewa Nakita.id

JAKARTA – Kanker serviks adalah momok bagi para perempuan. Menurut data Globocon 2018, kasus baru kanker serviks di Indonesiamencapai 32.469 jiwa.

Melansir hellosehat.com, angka kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun. Ini artinya, ada sekitar 50 perempuan Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks.

Angka itu melonjak tajam dibanding data Globocon pada 2012 yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks setiap tahunnya.

Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyebut kanker serviks sebagai jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang wanita dan mematikan. Ditambah, kanker ini paling banyak ditemukan di negara berkembang dibanding negara maju.

Menurut Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), data terbaru Globocon selaras dengan penelitian di Indonesia, yang menemukan insiden kanker serviks 1 dari 1.000 perempuan.

“Sekitar 80 persen pasien datang dalam stadium lanjut, dan 94 persen pasien stadium lanjut, meninggal dalam waktu dua tahun. Kalau dirata-rata, sekitar 40 sampai 60 perempuan meninggal dalam sehari (karena kanker serviks),” tutur Prof. Andri, Ketua HOGI (Himpunan Ginekologi Onkologi Indonesia) dilansir Tribunnews.

Melansir Hello Sehat, kanker serviks atau yang juga disebut kanker leher rahim terjadi saat sel-sel di serviks tidak normal dan berkembang terus menerus hingga akhirnya susah dikendalikan.

Sel-sel abnormal itu bisa berkembang dengan sangat cepat sehingga mengakibatkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas nantinya dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Sekitar 80 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) yang sering ditularkan melalui hubungan seksual.

Ada lebih dari 100 jenis HPV, tapi yang bisa menyebabkan kanker serviks sejauh ini baru diketahui kira-kira 13 jenis. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ