Beranda Peristiwa Pemulung di Lebak Berjuang Mengurus Anak Penderita Gizi Buruk

Pemulung di Lebak Berjuang Mengurus Anak Penderita Gizi Buruk

Harli pemulung di Lebak merawat anaknya yang menderita gizi buruk. (Istimewa)

LEBAK – Beratnya kehidupan mau tak mau harus dijalani Harli (69), warga Kampung Lebak Sambel, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, di tengah himpitan ekonomi.

Namun apa daya, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pemulung itu hanya bisa pasrah. Ditambah, dirinya juga harus merawat buah hatinya yang menderita gizi buruk.

Mau tak mau, suka tak suka, Harli yang sudah berumur itu harus merawat Seli (18) di tengah kondisi kemiskinan. Keduanya juga hanya bisa pasrah, dan berharap ada uluran tangan dari pemerintah serta warga.

Harli menuturkan, kondisi Seli telah dialami sejak usia satu tahun setengah. Akibat kondisi ekonomi orang tua, membuat Seli tidak pernah mendapatkan asupan gizi dan penanganan medis yang memadai.

Bahkan, kondisinya makin memperihatinkan. Dengan badan kurus dan lemah, sehingga untuk berjalan pun ia mengalami kesulitan.

Harli juga mengaku, dirinya harus berjuang seirang diri dalam merawat buah hatinya itu. Hal itu lantaran, sang istri meninggalkan dirinya dan menikah lagi dengan pria lain ketika Seli berimur 1 tahun.

“Sejak kecil Seli memang sudah mengalami gizi buruk. Bahkan pernah dirawat di rumah sakit selama 15 hari. Namun, perawatan itu tidak berlanjut karena keterbatasan biaya dan kurangnya pendampingan,” kata Harli kepada awak media, Jumat (25/7/2025).

Ia mengungkapkan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, dirinya bekerja sebagai pemulung plastik bekas di area bantaran Sungai Ciujung.

“Dulu sih saya narik becak, karena sekarang sudah tua dan tidak ada tenaga, maka sekarang hanya bisa memulung barang rongsokan untuk mencukupi kebutuhan saya dan anak saya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, walaupun dirinya sudah tua, tapi tetap semangat mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan anak semata wayangnya yang kondisinya sangat memprihatikan.

Baca Juga :  Gudang Palet Kayu Transmart di Kota Serang Terbakar

Selama pisah, ibunya tidak pernah mendatangi untuk menengok kondisi anaknya.

“Kadang saat malam hari saya suka sedih dan nangis melihat kondisi anak. Kalau saya meninggal siapa yang mengurusnya,” imbuhnya.

Ia berharap, agar pemerintah bisa melihat kondisi keluarganya dan bisa membantu pengobatan anaknya.

“Kalau soal bantuan, itu mah gimana pemerintah saja. Kalau memang kasihan ya bantu, setidaknya untuk makan anak saya. Dulu sih pernah dapat bantuan sekali tapi sekarang mah sudah lama tidak ada bantuan apapun,” ucapnya.

Penulis : Sandi Sudrajat
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd