Beranda Advertorial Pemprov Banten Minta Program BIAN 2022 Harus Berjalan Optimal

Pemprov Banten Minta Program BIAN 2022 Harus Berjalan Optimal

SERANG – Dalam rangka penguatan imunisasi rutin dan upaya mencapai eliminasi campak rubella / Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023, Pemprov Banten perlu upaya percepatan pencapaian eliminasi campak dan rubela melalui kegiatan pemberian imunisasi tambahan campak rubella secara massal dan tanpa memandang status imunisasi.

Hal itu disamapaikan Pj Sekda Provinsi Banten Mochamad Tranggono pada kegiatan pembukaan ‘pertemuan pergerakan sasaran imunisasi pada daerah yang bermasalah cakupan imunisasi rutin sebagai kick off bulan imunisasi anak nasional (BIAN)’ di aula Dinas PUPR Provinsi Banten, (7//7/2022).

Ia menyampaikan adanya pandemi covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak berjalan optimal. Dalam 2 tahun terakhir, terdapat penurunan cakupan imunisasi rutin yang cukup signifikan. Khususnya penambahan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk melengkapi status imunisasi anak melalui imunisasi kejar.

Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan suatu upaya kolaboratif terintegrasi yang dapat mengharmoniskan kegiatan imunisasi tambahan campak rubella dan imunisasi kejar, guna menutup kesenjangan imunitas anak, maka diselenggarakan kegiatan yang dinamakan bulan imunisasi anak nasional (BIAN).


Pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional tahun 2022 di Provinsi Banten dilaksanakan bulan Agustus tahun 2022, dengan sasaran imunisasi campak-rubella usia 9-59 bulan tanpa melihat status imunisasi yang telah diterima sebelumnya. Dan imunisasi kejar anak usia 12-59 bulan yang tidak/belum lengkap imunisasi opv, ipv dan dpt-hb/hib.

“Strategi pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional (BIAN) di masa pandemi covid-19 perlu melibatkan berbagai pihak untuk melakukan sosialisasi, edukasi, dan memobilisasi sasaran serta mendukung penyelenggaraan layanan imunisasi. Upaya penggerakan sasaran imunisasi dilakukan melalui strategi komunikasi interpersonal yang baik, didukung oleh media massa dan kegiatan kegiatan lainnya yang bertujuan menyosialisasikan BIAN kepada masyarakat,” ujarnya.

Tujuan kegiatan penggerakan masyarakat ini adalah agar seluruh dinas terkait, lintas sektor serta lintas program turut berperan serta dan membantu pelaksanaan BIAN ini dengan tugas dan peranannya masing-masing sehingga informasi mengenai pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional (BIAN) ini dapat diterima masyarakat luas.
Sasaran penggerakan masyarakat dalam rangka pelaksanaan BIAN adalah para orang tua, sekolah (PAUD), kelompok sosial kemasyarakatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, TP PKK, organisasi profesi kesehatan, organisasi keagamaan dan LSM setempat.

Menurutnya pergerakan sasaran imunisasi dalam pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional (BIAN) membutuhkan upaya total dari seluruh komponen pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga diperlukan suatu team atau kelompok kerja yang akan bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses pelaksanaan BIAN di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota.

“Saya mengimbau kepada seluruh dinas terkait di Provinsi Banten dapat berkoordinasi dengan seluruh jajaran serta seluruh pemangku kepentingan dan organisasi terkait untuk mendukung pelaksanaan kegiatan bulan imunisasi anak nasional, contoh untuk kemenag dan dinas pendidikan agar segera menerbitkan surat edaran tentang dukungan pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional (BIAN) tahun 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti yang hadir pada kegiatan tersebut, mengatakan kelompok kerja BIAN ini bertugas untuk merencanakan, mengelola, dan memantau seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan BIAN. Kelompok kerja BIAN / pokja BIAN beranggotakan perwakilan lintas program dan lintas sektor terkait serta organisasi profesi yang dibagi kedalam lima bidang yaitu bidang perencanaan, bidang logistik, bidang pelaksanaan dan bidang komunikasi serta bidang monitoring dan evaluasi.

“Saya berharap pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional ini dapat terselenggara dengan baik sehingga dapat memutus transmisi virus campak dan rubela dan PD3I lainnya secara cepat, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity). Dan mencapai target eliminasi campak dan rubella tahun 2023 serta mempertahankan status Indonesia bebas polio dan mencapai eradikasi polio di tingkat global pada tahun 2026,” harapnya. (Advertorial)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini