SERANG – Ketua Satgas Percepatan Pembangunan dan Investasi Kota Serang, Wahyu Nurjamil, akhirnya angkat bicara terkait batalnya dialog antara pedagang Pasar Induk Rau dengan Walikota Serang, Budi Rustandi, Selasa (23/9/2025).
Dialog yang sedianya berlangsung pukul 10.00 WIB di Ruang Rapat Walikota Serang itu gagal dihadiri orang nomor satu di Kota Serang. Hal itu karena Budi harus menghadiri agenda bersama Gubernur Banten di Kecamatan Kasemen.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
“Sebetulnya bukan tidak jadi, tapi Pak Wali memang ada kegiatan dengan Pak Gubernur. Saya ditugaskan menemui pedagang, hanya saja mereka ingin langsung bertemu dengan Pak Wali. Itu kita hormati,” kata Wahyu.
Dalam pertemuan tersebut, para pedagang menyampaikan penolakannya terhadap rencana pembongkaran total Pasar Rau. Mereka menegaskan hanya mendukung opsi renovasi.
Menanggapi hal itu, Wahyu menekankan setiap keputusan pemerintah harus didasarkan pada kajian mendalam.
“Semua harus berbasis data. Ada kajian struktur, kelayakan, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dari situlah keputusan pemerintah diambil. Niatnya memperbaiki secara keseluruhan, bukan hanya bangunan tapi juga tata kelola dan nasib pedagang ke depan,” ujarnya.
Wahyu juga memastikan, jika hasil kajian merekomendasikan pembongkaran, pedagang akan mendapat lokasi relokasi sementara yang tidak jauh dari tempat mereka berdagang.
“Yang utama soal status. Selama Rau masih dikelola PT Pesona, Pemkot belum bisa melakukan renovasi maupun pembongkaran,” ujarnya.
Terkait kerja sama dengan PT Pesona, Wahyu mengungkapkan perjanjian masih berlaku hingga 2029. Namun, ada opsi lain, yakni kesepakatan bersama untuk mengakhiri kontrak atau adanya wanprestasi.
“Kalau ada ketidaksesuaian site plan, bangunan tak dirawat, atau kewajiban tidak dibayar, itu bisa jadi dasar. Tapi semua harus dibuktikan dengan data, bukan asumsi,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkot tetap menampung seluruh aspirasi pedagang. Namun, ia mengingatkan agar semua pihak obyektif melihat fakta lapangan.
“Kalau hasil kajian menyebut tidak bisa direnovasi lalu tetap menolak, pertanyaannya ini untuk kepentingan siapa? Pemerintah justru ingin memperbaiki demi masyarakat dan pedagang,” tegasnya.
Meski dialog sempat gagal, Wahyu memastikan pertemuan akan dijadwalkan ulang.
“Insya Allah nanti Pak Wali akan mengagendakan ulang pertemuan dengan pedagang,” ujarnya.
Penulis : Ade Faturohman
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd