Beranda Nasional Pemerintah Minta Pengelola KEK Tinjau Ulang Mitigasi Bencana

Pemerintah Minta Pengelola KEK Tinjau Ulang Mitigasi Bencana

Sebuah kendaraan teronggok setelah tergerus gelombang tsunami di Kecamatan Sumur. (Foto : wahyu/bantennews)

JAKARTA – Pemerintah akan meminta pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk memitigasi potensi bencana alam, setelah dua KEK yakni KEK Palu dan KEK Tanjung Lesung masing-masing terpapar bencana alam gempa dan tsunami.

Bahkan, kajian ulang soal mitigasi bencana tidak hanya ditujukan bagi KEK yang berlokasi rawan bencana saja, namun juga seluruh KEK di Indonesia.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan pihaknya berkaca kepada KEK Tanjung Lesung yang diterjang tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) silam. Padahal menurut dia, PT Banten West Java Tourism Development Corporation selaku pembangun dan pengelola KEK Tanjung Lesung seharusnya memiliki pemecah ombak, namun fasilitas itu ternyata tidak ada.

“Jadi nanti mitigasi akan lebih jelas. Kepada KEK yang lama kami akan minta supaya di-review kembali setelah memasukkan analisis risiko, peta, dan sebagainya,” jelas Darmin di kantornya yang dikutip cnnindonesia.com, Jumat (4/1/2019).

Tak hanya itu, pemerintah juga akan meminta rencana mitigasi bencana yang detail kepada calon badan pengelola KEK yang saat ini tengah ditinjau ke pemerintah. Berdasarkan data Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, saat ini ada 20 badan usaha yang telah mengajukan KEK baru kepada pemerintah.

Adapun, mitigasi risiko bencana alam harus mempertimbangkan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) dengan peta yang mutakhir. Jika pengusulan KEK tidak berdasarkan RTRW dari peta paling baru, pemerintah pikir-pikir ulang untuk menyetujui KEK tersebut.

“Karena kalau pengajuan RTRW menggunakan peta lama, maka nanti itu bisa keliru (pemetaan bencananya),” imbuh Darmin.

Meski ada dua KEK yang terkena dampak bencana alam, Darmin sempat bernapas lega karena KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak terpapar gempa yang terjadi di Lombok Utara pada Agustus silam.

“Syukur waktu di Lombok, Mandalika tidak kena. Tapi kan kita tidak tahu, siapa yang tahu ada bencana alam. Tentunya pengalaman di Palu dan Banten mengajarkan kami,” pungkas Darmin.

Sebelumnya, tsunami yang berasal dari longsoran kepundan Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare menghujam Selat Sunda dan menyebabkan tsunami di Banten dan Lampung.

KEK Tanjung Lesung, yang tepat berhadapan dengan Gunung Anak Krakatau, tak luput dari bencana tersebut. Cluster Tanjung Lesung Beach serta cottage sebanyak 61 unit mengalami rusak berat. PT Jababeka Group Tbk, sebagai salah satu investor di KEK Tanjung Lesung mengaku rugi Rp150 miliar karena bencana ini.

Saat ini terdapat 12 KEK di Indonesia yang terdiri dari Sei Mangkei, Tanjung Api-Api, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Maloy Batuta Trans Kalimantan, Palu, Bitung, Morotai, Sorong, Arun Lhokseumawe, dan Galang Batang. Dari 12 KEK tersebut, enam KEK telah beroperasi yakni KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Galang Batang, dan KEK Arun Lhokseumawe. (red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini