
KAB. SERANG – Dalam upaya menekan angka kenakalan remaja serta mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Pabuaran menggencarkan pengawasan melalui sosialisasi di SMPN 2 Pabuaran, Kabupaten Serang, Rabu, (16/7/2025).
Diketahui, kegiatan tersebut dilangsungkan bertepatan dengan masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru tahun ajaran 2025.
Kegiatan tersebut merupakan program prioritas Kecamatan Pabuaran bersama Muspika, menyusul maraknya kasus pelanggaran hukum dan tindakan asusila yang terjadi di wilayah itu belakangan ini.
Camat Pabuaran, Idham Danal dalam paparannya menekankan pentingnya penggunaan teknologi secara bijak di kalangan pelajar.
Ia mengingatkan para siswa untuk tidak menyalahgunakan gawai untuk kegiatan negatif seperti bermain gim secara berlebihan, mengakses media sosial tanpa kontrol, hingga melihat konten pornografi.
“Manfaatkan HP kalian untuk hal-hal yang membangun, seperti belajar dan mencari informasi positif. Jangan sampai teknologi justru menghancurkan masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Pabuaran, Maftuhah menyoroti bahaya penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya.
Ia menjelaskan, penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza) tak hanya merusak kesehatan, tetapi juga bisa mengubah kepribadian remaja menjadi destruktif.
Di sisi lain, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pabuaran, Muhammad Jayadi, menyampaikan materi yang berfokus pada pembentukan akhlak dan keagamaan.
Ia mengajak siswa memperkuat keimanan sebagai tameng dalam menghadapi berbagai bentuk kenakalan remaja.
“Rajin beribadah dan menjaga nilai-nilai agama adalah pondasi utama agar tidak mudah tergelincir dalam pergaulan yang menyimpang,” katanya.
Tak ketinggalan, Penilik Keluarga Berencana (KB), Syifa Rahma, turut menyampaikan materi mengenai berbagai bentuk kenakalan remaja yang sering tidak disadari dampaknya.
Ia juga mencontohkan tindakan seperti bullying, pelanggaran tata tertib sekolah, hingga kekerasan yang berujung pada proses hukum.
“Kenakalan remaja tidak selalu identik dengan tawuran atau pergaulan bebas. Ada juga yang bentuknya lebih halus namun tetap merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain,” jelasya.
Sementara itu, Asep, guru pembimbing OSIS SMPN 2 Pabuaran, berharap kegiatan serupa dapat rutin dilakukan dan menjangkau seluruh siswa, bukan hanya peserta MPLS.
“Materi yang disampaikan sangat relevan dan bermanfaat. Harapannya kegiatan ini bisa dijadwalkan secara berkala agar semua siswa mendapatkan bekal untuk menjadi pribadi yang lebih waspada dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan mampu membentengi generasi muda dari pengaruh negatif lingkungan, serta membentuk karakter pelajar yang kuat secara mental, spiritual, dan sosial.
Penulis: Rasyid
Editor: Usman Temposo