
CILEGON – Sejumlah pedagang yang berjualan di jalan pintu masuk dan keluar Pasar Kranggot Kota Cilegon keberatan untuk direlokasi ke dalam atau hanggar barat.
Tempat yang kurang memadai hingga berkurangnya pendapatan menjadi beberapa faktor yang melatarbelakangi mereka enggan berpindah ke dalam pasar, kendatipun telah disediakan tempat oleh pemerintah.
“Ke pendapatan ngaruh jauh. Ini pun berdagang di sini aja parah. Abis lebaran ini jangankan omset Rp500 ribu, sampe di bawah Rp100 ribu pun ada. Kemarin malah cuma Rp75 ribu,” kata Ismet, pedagang sandal dan sepatu yang berjualan di pinggir jalan pintu keluar pasar, Selasa (6/5/2025).
Ismet mengaku, sebelumnya dirinya juga pernah berpindah ke dalam. Namun, karena tempat dan akses yang kurang memadai, ia kembali memutuskan berjualan di tempat semula.
“Di dalam itu tempat pertama masuk kan ada tempat jualan ikan, bau, jorok. Kalau tempatnya cocok, sesuai sama pedagang, lokasinya bagus gak masalah kalau memadai karena kita ini kan butuh tempat yang luas jualannya,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Erikasni yang berjualan pakaian di pinggir jalan pintu keluar Pasar Kranggot Cilegon. Ia keberatan lantaran saat ini kondisi penjualan tengah sepi.
“Di sini saja tidak laris, apalagi dipindah ke sana. Untuk makan saja kita sehari-hari susah. Di dalam pasarnya juga semrawut,” ujarnya.
Ia menyadari bahwa tempat yang ia pakai untuk berjualan itu telah dilarang oleh pemerintah. Namun, ia berharap kepada pemerintah agar tidak dipindahkan sebelum tempat yang berada di dalam pasar itu layak untuknya.
“Kita mau pemerintah tidak mengusir, cuma menertibkan. Kalau dirasa kita terlalu maju gapapa dimundurin, dirapihkan. Kita bukan mau membangkang, tapi kita cuma minta dirapikan saja yang di sini, jangan dipindah ke dalam. Mau di manapun pasti ada pedagang kaki limanya di pasar itu,” katanya.
Diketahui, baik Ismet maupun Erikasni selama berjualan di pinggir jalan pintu keluar Pasar Kranggot Cilegon itu keduanya membayar iuran sebesar Rp1.000-2.000 per hari kepada petugas.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Kranggot Cilegon Siti Rogayah saat didatangi ke kantornya tidak bersedia memberikan tanggapan atas persoalan tersebut lantaran tengah sakit.
Penulis : Maulana
Editor: Wahyudin