Beranda Politik Partisipasi Pemilih di Pandeglang Tidak Sesuai Target

Partisipasi Pemilih di Pandeglang Tidak Sesuai Target

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan SDM pada KPU Kabupaten Pandeglang, Falahudin

PANDEGLANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pandeglang menetapkan target partisipasi pemilih di angka 80 persen pada Pemilu tahun 2024. Namun hasil di lapangan partisipasi pemilih pada tahun ini hanya tercapai di angka 78,1 persen atau tidak memenuhi target.

Kadiv SDM dan Sosdiklih pada KPU Pandeglang, Falahudin menyampaikan bahwa capaian partisipasi pemilih pada tahun 2024 di bawah target yakni hanya 78,1 persen dari target yang ditentukan sebesar 78 persen. Namun dirinya mengklaim jika angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Pemilu pada tahun 2019 lalu.

“Untuk partisipasi pemilih itu 78,1 persen dari target kami 80 persen secara angka, namun demikian sebetulnya secara kualitas itu meningkat karena memang dibanding dengan Pemilu sebelumnya itu ada kenaikan karena Pemilu 2019 itu 77 persen nah sekarang 78,1 persen jadi ada peningkatan. Cuman memang dari target kami 80 persen tidak tercapai tetapi ini tidak terlalu buruk,” tegas Falah, Kamis (7/3/2024).

Berbicara kualitas, menurut Falah, Pemilu tahun ini jauh lebih berkualitas dari Pemilu sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari tingkat kehadiran dan kesalahan selama di TPS seperti sedikitnya jumlah suara tidak sah dengan jumlah pemilih yang hadir.

“Sekarang jumlah DPT 2024 dibandingkan 2019 itu berbeda jauh lebih banyak 2024 DPT-nya, secara kualitas ini ada peningkatan di 2019 DPT hanya 290 ribu sedangkan tahun 2024 DPT nya 996 ribu jadi secara kualitas ada peningkatan, 78,1 persen dari DPT 996 ribu artinya lebih tinggi jadi tiap periode ada peningkatan,” jelasnya.

“Ada angka partisipasi yang diukur dari kualitas dan kuantitas, itu bisa dilihat dari sedikitnya human eror seperti suara sah dan tidak sah, berarti kalau tingkat suara tidak sahnya sedikit berarti pemilih kita sudah berkualitas,” sambungnya.

Ia mengklaim jika target partisipasi tidak tercapai lantaran kultur masyarakat di Pandeglang merupakan masyarakat urban artinya masyarakat yang kebanyakan bekerja di luar kota dan pada saat pemilihan mereka tidak kembali ke kampung halam untuk menyalurkan hak pilihnya.

“Mau Pemilu sampai kapanpun akan susah karena kultur budaya kita itu masyarakatnya sebagian masyarakat urban salah satunya contohnya di Mekarjaya tingkat partisipasinya rendah, kenapa bisa demikian karena masyarakatnya bekerja di luar kota dan pada saat pemilihan mereka tidak pulang sementara mereka masuk dalam DPT kita. Bagaimana solusinya, enggak bisa pak. Bukan kami kurang sosialisasi kalau untuk masyarakat yang tinggal di Mekarjaya mereka pasti datang ke TPS,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa target partisipasi bukan merupakan tolak ukur kesuksesan dalam penyelenggaraan Pemilu. Sebab kata dia, jika tolak ukur tersebut berpatokan pada target partisipasi pemilih maka pihaknya akan menetapkan target pemilih di angka yang jauh lebih rendah agar tercapai.

Ia juga menambahkan bahwa partisipasi pemilih pada tahun 2024 masih didominasi oleh kaum muda yang menyalurkan hak pilihnya sekitar 30 persen.

“Kalau target itu satu kesuksesan bisa saja kami targetnya 77 persen saja supaya bisa tercapai. Jadi kalau persoalan angka target itu tidak tercapai suatu kegagalan, itu bukan sebetulnya. Kebanyakan kaum Gen Z yang tertinggi hampir 30 persen artinya masih didominasi pemilih pemula dan kaum muda,” tutupnya. (Med/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini