
LEBAK – Sebagai daerah lumbung pangan, Kabupaten Lebak terus berupaya meningkatkan produksi pertanian, terutama padi. Untuk itu pengalihfungsian lahan pertanian yang produktif dibatasi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi saat panen Demplot di Desa Tambakbaya, Cibadak bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Suka Bungah dari PT Petrokimia Kayaku, Kamis (14/2/2019).
“Jika terus dibiarkan lahan pertanian akan tergerus beralih fungsi menjadi pemukiman, pabrik dan lain-lain, oleh karena itu kita akan membatasi alihfungsi lahan pertanian, terutama yang produktif,” kata Ade.
Ade mengatakan, sebagai upaya menuju peningkatan hasil produksi pertanian, Pemkab Lebak memiliki 340 orang Manteri Tani Desa (MTD) yang bertugas untuk memberikan penyuluhan kepada para petani di daerah ini.
“Untuk meningkatkan produksi harus memakai aturan yang benar cara bercocok tanamnya, makanya kita menyiapkan para manteri tani desa,” ujarnya.
Menurut Ketua Gapoktan Suka Bungah, Ruhyana, hasil tani padi yang diperoleh 10 Ton Gabah Kering Pungut (GKP) per hektare, artinya ada peningkatan sebesar 2,5 ton GKP dibandingkan dengan menggunakan pupuk bersubsidi yang selama ini digunakan oleh petani.
“Selain hasilnya meningkat, padi juga terlihat lebih bening, kuningnya tidak kusam,” kata Ruhyana.
Menurut Ruhyana, perbedaan harga tidak jadi masalah jika hasilnya lebih baik, karena selisih harga tertutupi oleh hasil produksi yang melimpah.
“Kita tidak tertarik dengan pupuk subsidi, karena dengan 500 kuintal saya sudah tertutupi, apalagi ini sampai 2,5 ton lebih bayak selisih hasil produksinya,” kata Ruhyana.
Ruhyana juga mengajak seluruh kelompoknya untuk respon teknologi, karena petani akan untung bila hasil produksinya banyak.
Dia juga meminta agar pemerintah memperbaiki infrastruktur penunjang, karena saluran irigasi yang ada saat ini kurang efektif untuk mengairi areal sawah di daerahnya. (Ali/Red)