Beranda Opini Pandemi dan Momentum Membentuk Generasi Penghafal Alqur’an

Pandemi dan Momentum Membentuk Generasi Penghafal Alqur’an

Ilustrasi - foto istimewa NU Online

Oleh : Melinda, Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga menyebabkan kematian. Covid-19 bisa menyerang siapa saja.

 

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 11 Desember 2020 adalah 598.933 orang dengan jumlah kematian 18.336 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 3,1%.

Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka kelompok usia 46-59 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,7% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 43,3% sisanya adalah perempuan.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), batuk kering dan sesak nafas.

Cara pencegahannya, dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

 

Di tengah pandemi ini, semua orang dianjurkan untuk di rumah saja, yang bertujuan untuk memutus rantai penularan COVID-19. Semua ini dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga masyarakatnya dari berbagai hal yang tidak diinginkan dari adanya virus yang tengah menyebar luas. Yang penyebarannya bukan hanya di Indonesia tetapi juga menyebar ke seluruh belahan dunia.

Semua orang juga turut merasakan dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini. Terlebih lagi pemerintah telah menerapkan program pshysical distancing yang dibuat agar masyarakat tidak membuat kerumunan. Pemerintah pun menghimbau masyarakatnya untuk melakukan semua kesibukannya di rumah saja, seperti halnya bekerja, belajar dan beribadah

Salah satu dampak dari pandemi ini adalah kegiatan yang awalnya produktif untuk dilakukan di luar rumah, sekarang dipindah di dalam rumah. Tentunya itu akan membatasi ruang gerak kita, selain itu juga waktu luang kita pun semakin banyak, dengan waktu yang banyak itu seharusnya kita bisa meningkatkan produktivitas kita di masa pandemi ini.

 

Menurut artikel yang ditulis oleh Al Zastrouw di website Nahdlatul Ulama yaitu nu.or.id, waktu itu seperti air yang mengalir. Dia hanya sekali menyentuh dan melewati suatu permukaan, setelah itu dia akan berlalu, berjalan untuk menyentuh permukaan lainnya.  Seperti air mengalir, waktu hanya datang sekali dalam setiap episode kehidupan, setelah itu akan lewat dan berlalu meninggalkan kekinian menuju masa depan.

Tak ada yang bisa menghentikannya, dia akan terus berjalan menuju garis takdir kehidupan. Sebongkah batu tak pernah peduli pada air yang melewati dan menyentuh permukaannya. Air itu dibiarkan berlalu begitu saja, menempel sebentar dan membuat permukaan jadi basah. Ya, hanya di permukaan. Ketika air berlalu maka permukaan batu itu akan kembali kering, tanpa bekas apa pun.

Berbeda dengan batu, pohon tidak pernah membiarkan aliran air yang menyentunya berlalu begitu saja. Air yang mengalir dan menyentuhnya akan dimasukkan dalam pori-pori, diserap oleh akar dialirkan dalam batang, ranting dan daun. Diproses dan dimasak untuk pertumbuhan dirinya, hingga menjadi daun yang rimbun dan buah yang bermanfaat untuk kehidupan. Inilah ayat kauniyah yang bisa menjadi cermin kehidupan. Jika waktu ibarat air maka sikap manusia terhadap waktu bisa diibaratkan batu dan pohon. Manusia yang bijak, yang cerdas tak akan pernah membiarkan waktu berlalu dan menyia-nyiakan begitu saja. Dia akan menyerap setiap waktu yang menghampirinya, memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengembangkan diri agar kehidupannya bisa bermanfaat bagi orang lain.

 

Dari definisi dan deskripsi mengenai waktu di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa waktu itu sangat penting, jangan sampai disia-siakan dengan hal yang tidak bermanfaat, kita harus bisa menjadi seperti pohon yang pengibaratannya bisa menyerap (memanfaatkan). Jika kita membiarkannya, maka waktu itu akan lewat mengalir begitu saja, seperti air dan itu sama saja menyia-nyiakan nikmat Allah, Sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits Nabi, “Dua kenikmatan kebanyakan manusia tertipu pada keduanya yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari).

 

Pertanyaannya, bagaimana waktu luang itu menjadikan kita lebih produktif?

Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan selama masa pandemi ini. Salah satunya dengan menghafal Alqur’an. Yap, menghafal Alqur’an.

 

Hasil Studi Komparasi seorang mahasiswa IAIN Ponorogo pada Oktober 2016, di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Hasan Patihan Wetan dan Pondok Pesantren Nurul Qur’an Pakunden Ponorogo), dari hasil penelitian ditemukan bahwa problematika internal dalam menghafal Alqur’an adalah rasa malas, usia, kecerdasan dan banyaknya hafalan (bingung/susah dalam menjaga hafalan). Problematika eksternalnya yaitu tersitanya waktu/banyaknya kegiatan (sekolah atau pun bekerja), pengaruh teknologi, dan pengaruh teman yang kurang mendukung.

Nah, bagaimana cara mengatasi problematika dalam menghafal Alqur’an?

Problematika rasa malas bisa diatasi dengan cara memaksa diri untuk menghafal Alqur’an, dengan memaksa, maka akan bisa dan terbiasa. Pengaruh usia atau pun kecerdasan bisa diatasi dengan memperbanyak mengulang (murojaah) hafalan. Problematika banyaknya hafalan adalah dengan mengatur jadwal hafalan. Pengaruh teknologi bisa dimanafaatkan dengan baik, Problematika tersitanya waktu karena banyaknya kegiatan yaitu bisa dengan membagi waktu dengan baik, menggunakan skala prioritas (yang mana yang harus didahulukan). Problematika pengaruh teman yan kurang mendukung, bisa dengan  mencari circle pertemanan yang bisa membawa pengaruh positif, mengajak pada kebaikan.

 

Banyak cara bagi kaum muslimin khususnya milenial untuk mentadaburi Alqur’an. Salah satunya dengan menghafal ayat-ayatnya. Membaca Alqur’an itu banyak manfaatnya lho, diantaranya, yang paling utama yaitu dapat lebih khusyuk ketika beribadah, sehingga menambah keimananan kita kepada Allah. Dan tak kalah hebatnya, ayat suci akan menjadi penyelamat (syafaat) di hari kiamat nanti. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

اقرأواالقرآنفإنهيأتييومالقيامةشفيعالأصحابه

“Bacalah Alqur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi shihabul qur’an.” (HR Muslim Nomor 804).

 

Kemudian, muslim yang banyak hafalan Alqurannya akan semakin tinggi kedudukannya di surga. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يقاللصاحبالقرآناقرأوارتقِ، ورتلكماكنتترتلفيالدنيا، فإنمنزلكعندآخرآيةتقرؤها

“Akan dikatakan kepada shahibul Quran (di akhirat): Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca.” (HR Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Sejumlah hadits pun banyak menyebutkan sejumlah keutamaan menghafal Alqur’an. Misalnya, seperti diriwayatkan dalam hadits Imam Bukhari dan Imam muslim” Dari Aisyah Radiyallahu Anhu, orang yang menghafal Alqur’an dengan baik akan bersama malaikat. Sementara yang menghafal dan bacaannya terbata-bata, juga akan mendapat pahala”

 

Gimana gais manfaatnya? Luar biasakan? Masih kurang yakin untuk memanfaatkan waktu luang dengan menghafalAlqur’an? Mari kitasimak lagi penjelasananya.

Dikutip dari buku “Beli Surga dengan Alqur’an” karya Ridhoul Wahidi dan M Syukron Maksum, keutamaan menghafal Alqur’an diantaranya:

1.     Menjadi golongan manusia terbaik

BerdasarkanHR Bukhari, dari Utsman Nabi Muhammad saw bersabda, “Sebaik-baiknya manusia diantara kamu adalah yang mempelajariAlqur’an dan mengamalkannya.”

2.     Memiliki kedudukan yang tinggi

Menjadi penghafal Alqur’an menjadi salah satu cara untuk menggapainya. Karena Nabi Muhammad bersabda dalam HR Muslim. “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kamu dengan kitab ini dan menjatuhkan yang lain.”

3.     Mendapat pahala berlipat ganda

Dalam HR Tirmidzi, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Alqur’an maka baginya sepuluh pahala dan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat, dan aku tidak mengatakan alif-lam-mim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf tersendiri.”

4.     Keinginan dikabulkan Allah

Dalam HR Tirmidzi, dari Sa’id al Khudri Radiyallahu Anha, Nabi Muhammad saw bersabda, “Allah berfirman: “Barangsiapa yang disibukkan dengan Alqur’an dan mengingatKu, maka akan Ku berikan keutamaan kepadanya lebih besar dari apa yang Ku berikan kepada lainnya dan keutamaan kalam Allah dibanding kalam lain ibarat keutamaan Allah dengan makhluknya.”

5.     Ibarat rumah yang indah

Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28:

الَّذِيْنَاٰمَنُوْاوَتَطْمَىِٕنُّقُلُوْبُهُمْبِذِكْرِاللّٰهِ ۗ اَلَابِذِكْرِاللّٰهِتَطْمَىِٕنُّالْقُلُوْبُ

Yang artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentramdengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya mengingat Allah hati menjadi tenang.”

Hal ini disampaikan juga oleh Nabi Muhammad dalam HR Tirmidzi, dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seorang yang didalam jiwanya tidak ada sedikitpun dari Alqur’an, ibarat sebuah rumah yang rusak.”

6.     Punya cahaya lebih indah dari matahari

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca Alqur’an dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya lebih indah disbanding cahaya matahaari di dunia.”

7.     Allah sematkan Mahkota dan Jubah

Berdasarkan HR Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda, “Penghafal Alqur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian berkata, “Ya Tuhanku, berikanlah perhiasan (kepada orang yang membaca Alqur’an), kemudian orang itu dipakaikan mahkota karomah (kemuliaan). Sesudah itu Alqur’an memohon kembali “Ya Tuhanku ridhoilah dia” kemudian Allah meridhoinya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah (Alqur’an) dan terus naiklah (ke syurga). Lantas derajatnya (di syurga) pun terus bertambah. Pada setiap ayat (yang dibacanya) terdapat satu kebaikan.

Yuk teman-teman, sama-sama memanfaatkan waktu yang luang ini dengan baik, dengan melakukan suatu hal yang positif lagi bermanfaat. Masa pandemi merupakan masa yang pas untuk menjadi generasi penghafal Qur’an. Masih banyak penghafal Alqur’an yang melakukan maksiat baik disadari maupun tidak, sebab mereka menghafal hanya melalui mulut tanpa disimpan di dalam hati. Perlu dibenahi terlebih dahulu niat setiap orang yang ingin membaca, menghafal dan mempelajari Alqur’an lebih jauh. Karena sangat memalaukan jika menghafal Alqur’an hanya karena harta dunia, seperti agar mendapat beasiswa, hadiah dari orang tua, atau pun sanjungan dari orang lain. Padahal puncak kejayaan dan keselamatan kita adalah dengan niat karena Allah swt. Mari sama-sama perbaiki niat! Ingat, Pandemi bukan penghalang!

Menghafal adalah cinta, sedangkan murojaah adalah setia. Jangan mencintai kalu tidak sanggup untuk setia, sebab parameter keberhasilan dalam mencintai ketika kita bisa istiqomah dalam sebuah kesetiaan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini