Beranda Bisnis Nyeberang Lewat Merak, Benih Kentang Asal Bandung Rawan OPTK Spongospora Subterrana

Nyeberang Lewat Merak, Benih Kentang Asal Bandung Rawan OPTK Spongospora Subterrana

Petugas memeriksa benih kentang asal Bandung, Jawa Barat - foto istimewa

CILEGON – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilegon melaporkan sebanyak 206 ton benih kentang asal Jawa Barat dikirimkan melalui Pelabuhan Merak telah dipastikan bebas dari cendawan Spongospora subterrana.

Dari data pada sistem IQFAST, sepanjang bulan Januari hingga Oktober tahun 2020, Karantina Pertanian Cilegon telah menerbitkan sertifikat kesehatan sebanyak 40 sertifikat kesehatan tumbuhan sebagai salah satu syarat dalam melalulintaskan benih kentang ke Pulau Sumatera.

Ratusan ton benih kentang tersebut berasal dari Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut dan dikirim ke Humbang Hasudutan, Aceh Tengah, Bener Meriah, Karo, Simalungun dan beberapa daerah laiinnya.

“Benih kentang merupakan media pembawa dengan kategori high risk atau beresiko tinggi dalam menyebarkan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina dan harus kita perketat pengawasannya,” Jelas Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusnila Dewi, Minggu (8/11/2020).

Menurut Arum, Pejabat Karantina melakukan tugasnya sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta Permentan nomor 25 tahun 2020 tentang Jenis Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina.

Sementara itu menurut Rani Desy Karyani, Analis Karantina Tumbuhan Cilegon mengatakan benih kentang dilakukan pengujian secara visual terhadap permukaan benih kentang menggunakan alat bantu mikroskop berteknologi digital.

“Cendawan Spongospora subterrana atau dikenal juga dengan keropeng tepung dapat dideteksi melalui pengamatan secara langsung dengan melihat gejala di permukaan benih kentang. Gejalanya adalah jaringan permukaan umbi kentang dipenuhi bercak menyerupai penyakit koreng atau kudis,” kata Rani.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini