Beranda Peristiwa Nobar Final AFF U-23 di Tigaraksa: Ketika Harapan Tinggi Berujung Kekecewaan Ganda

Nobar Final AFF U-23 di Tigaraksa: Ketika Harapan Tinggi Berujung Kekecewaan Ganda

Pencipta sepak bola saat Nobar Final Piala AFF U-23 2025 di Alun-alun Tigaraksa (Foto:Mg-Saepulloh/Bantennnews.co.id)

KAB. TANGERANG – Langit Tigaraksa malam itu terasa berbeda. Ribuan pasang mata tertuju pada satu layar besar di Alun-alun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Suara teriakan, nyanyian dukungan, hingga kibaran bendera Merah Putih menandai besarnya harapan masyarakat terhadap Timnas Indonesia U-23 yang berlaga di Final Piala AFF U-23 2025 melawan Vietnam, Selasa (29/7/2025) malam.

Namun, malam yang semula penuh semangat itu, perlahan berubah menjadi malam penuh kecewa—bahkan dua kali lipat. Tim Garuda Muda kalah tipis 0-1 dari Vietnam, dan sayangnya, layar nobar yang jadi pusat perhatian pun sempat mengalami gangguan teknis di menit-menit krusial pertandingan.

Di menit ke-87, ketika pertandingan mencapai klimaks, sorakan penonton mendadak berubah menjadi keluhan serempak. Layar utama mengalami delay hampir tiga menit—membuat suasana yang tadinya tegang berubah menjadi frustrasi. Padahal, saat-saat itu sangat menentukan, ketika asa menyamakan skor masih terbuka.

“Aduh kenapa pas segini malah ngadat? Ini kan penentuan!” seru seorang penonton muda yang tampak kesal.

Beberapa penonton bahkan memutuskan meninggalkan lokasi sebelum layar kembali normal di masa tambahan waktu. Pemandu acara mencoba menenangkan dengan meminta maaf dan menenangkan suasana melalui pengeras suara.

“Ada kesalahan teknis kami mohon maaf, tenang-tenang yah,” ucapnya dari atas panggung.

Kekalahan yang Menyakitkan Tapi Membanggakan

Ketika peluit akhir dibunyikan dan skor 0-1 tak berubah, wajah-wajah kecewa terlihat jelas. Namun di balik kekalahan itu, ada rasa bangga yang tetap menyelimuti. Gol tunggal dari pemain Vietnam, Nguyen Cong Phuong, memang membawa mereka jadi juara, namun perjuangan Garuda Muda tetap patut diapresiasi.

Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid, yang turut hadir bersama jajaran Forkopimda seperti Kapolresta Tangerang Kombes Pol Andi Indra Waspada dan Dandim 0510 Tigaraksa Letkol Inf Yudho Setyono, turut memberikan tanggapan.

Baca Juga :  Mahasiswa Tuding Limbah Bahang PLTU Jawa 7 Cemari Pesisir Laut Terate

“Timnas tampil cukup bagus, beberapa peluang berhasil diciptakan. Hanya saja, keberuntungan belum berpihak kepada kita,” ungkap Bupati Maesyal dengan nada bijak.

Ia juga menyoroti strategi Vietnam yang dianggap memperlambat tempo dan mengulur waktu di babak kedua. Namun menurutnya, Timnas Indonesia tetap mampu menjaga ritme dan semangat hingga peluit akhir.

“Itulah sepak bola. Walaupun sempat mendominasi serangan, kalau keberuntungan belum berpihak, ya hasilnya begini,” lanjutnya.

Meski hasil tak sesuai harapan, antusiasme masyarakat Kabupaten Tangerang luar biasa. Ribuan pencinta sepak bola hadir, lengkap dengan atribut merah putih, membawa anak-anak, remaja hingga lansia. Sorak-sorai, yel-yel dukungan, dan wajah penuh semangat menggambarkan kuatnya harapan akan kebangkitan sepak bola nasional.

Acara nobar yang difasilitasi Pemkab Tangerang bukan sekadar menonton bareng. Ia menjadi ruang kebersamaan, perayaan identitas nasional, sekaligus unjuk dukungan penuh terhadap Timnas, meski harus diakhiri dengan kekecewaan teknis dan kekalahan skor.

Laga final ini menjadi pengingat: bahwa kemenangan memang indah, tapi semangat kebersamaan jauh lebih bernilai. Meski kecewa dua kali—karena skor dan insiden layar—warga Tigaraksa tetap pulang dengan pengalaman yang membekas: sebuah malam penuh semangat nasionalisme, doa, dan harapan untuk masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik.

Dan seperti yang disampaikan Bupati Maesyal, kekalahan bukan akhir dari segalanya.

“Anak-anak ini adalah harapan kita. Kita doakan, mereka akan jadi tulang punggung Timnas senior di masa mendatang.”

Penulis: Mg-Saepulloh
Editor: Usman Temposo