Beranda Kesehatan Ngeri! Dinkes Sebut 13.670 Warga Banten Terpapar HIV/AIDS

Ngeri! Dinkes Sebut 13.670 Warga Banten Terpapar HIV/AIDS

Ilustrasi - foto istimewa

SERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten menyebut jumlah warga Banten yang terpapar HIV/AIDS hingga tahun 2022 mencapai 13.670 orang. Angka tersebut merupakan kumulatif sejak masuknya virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh masuk ke tanah jawara.

Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti membenarkan, jika angka tersebut merupakan data kumulatif. Di sisi lain, dirinya juga menyebut penyebaran HIV/AIDS dari awal tahun 2000 lebih diakibatkan perilaku seks bebas dan menyimpang.

“Dulu era sebelum tahun 2000-an (transmisi virus HIV/AIDS) kebanyakan dari narkotika suntik. Tapi saat ini lebih banyak dari perilaku seksual bebas, sehingga menularkan ke pasangannya,” kata Ati, Kamis (15/9/2022).

Sedangkan untuk perilaku seks menyimpang, lanjut Ati, lebih kepada orang-orang dengan orientasi biseksual, homo seksual. “Untuk tahun 2000-an justru narkotika (suntik) yang turun,” katanya.

Meski begitu, Ati mengaku, data tersebut bisa jadi bertambah. Dirinya beralasan, stigma orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di tengah masyarakat masih negatif.

“Masih terus kita gali jumlahnya. Karena (masih ada) diskriminasi masyarakat (terhadap ODHA). Makanya kita cari terus. Karena estimasi (jumlah data) belum sepenuhnya,” ujarnya.

Ati menjelaskan, dalam menekan angka HIV/AIDS melalui penggunaan narkotika suntik, pemerintah mengeluarkan progran terapi rumatan metadon (PTRM).

“Jadi korban (narkotika) suntik jangan sampai HIV. kita ganti metadon,” jelasnya.

Untuk program pencegahan dan layanan bagi ODHA, Ati mengungkapkan, Pemprov Banten terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan.

“Kita meningkatkan akses layanan (kesehatan). Bagi masyarakat yang punya resiko (HIV/AIDS), mereka harus tes. Makanya kita dekatkan akses layanan,” ungkapnya.

“Kita juga dekatkan pengobatan, kita tambah semua (layanan kesehatan) ini di kabupaten/kota. Karena ngga ada wilayah yang terbebas dari HIV/AIDS, bahkan di Lebak saja kita temukan. Jadi kalau ODHA tidak diobati maka sudah dipastikan (meninggal). Tapi kalau rajin mengkonsumsi obat bisa hidup, kaya orang sehat saja,” sambungnya.

Baca Juga :  Pasar Tangguh Jadi Pencegahan Covid-19 di Pasar Tradisional

Menurut Ati, upaya pencegahan lain adalah melakukan kolaborasi antara pemerintah dari mulai level provinsi dengan kabupaten/kota.

“Kita juga meningkatkan peran KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) dibantu NGO (untuk melakukan edukasi dan pencegahan),” ucapnya. (Mir/Red)