Beranda Sosial Nenek di Pandeglang Tinggal Bersama Anak Disabilitas di Rumah Tidak Layak Huni

Nenek di Pandeglang Tinggal Bersama Anak Disabilitas di Rumah Tidak Layak Huni

Salimah Warga Labuan Pandeglang tinggal di rumah tidak layak huni

PANDEGLANG – Seorang nenek bernama Salimah (66) warga Kampung Badur RT 02 RW 01, Desa Rancateureup, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten tinggal di rumah tidak layak huni. Salimah tinggal bersama anaknya Salina (30) yang memiliki keterbelakangan mental atau berkebutuhan khusus.

Rumah dengan 2 kamar milik Salimah sangat jauh dari kata layak ditinggali, dinding yang terbuat dari anyaman bambu sudah rapuh dan terdapat banyak lubang. Di beberapa dinding rumah harus disangga dengan kayu agar tidak roboh.

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Salimah harus memungut buah melinjo dan buah pinang milik warga yang sudah jatuh dari pohon. Kedua buah tersebut nantinya ia kumpulkan lalu dijual kembali.

Kondisi rumah rusak tersebut sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, namun Salimah mengaku pasrah dengan kondisi kehidupan dan rumah mereka lantaran tidak memiliki biaya untuk melakukan renovasi rumahnya.

“Ya begitu tiap hari mencari, ada ini buah pinang dan melinjo dibawa, punya orang dapat memungut. Dapat memungut bukan mengambil. Buah pinang buat di jual lagi,” katanya, Rabu (2/7/2025).

Salimah mengaku dihantui rasa ketakutan rumahnya roboh akan ketika hujan dengan disertai angin kencang terjadi. Hal itu lantaran kondisi rumahnya yang sudah lapuk tidak mampu menahan beban.

“Ya begitu menjual buah ini (buah pianng) dapat sekilo atau dua kilo. Nanti ini di jemur di belah. Udah gitu di jual, nanti kebeli beras satu liter, dua liter,” ungkapnya.

Sementara itu, tetangga Salimah, Husen (73) menyampaikan bahwa dia sering mengajak Salimah ke rumahnya apabila terjadi hujan. Sebab, dirinya tidak mau jika kedua orang tersebut harus tertimpa musibah karena rumahnya roboh.

Baca Juga :  Kegiatan Sosial Kampus, BEM UPH Sumbang 478 Kantong Darah

Husen juga mengaku bahwa dia dan beberapa tetangga lainnya sering mengajukan ke aparat pemerintah agar Salimah beserta anaknya mendapatkan bantuan rumah tidak layak huni agar rumah mereka bisa ditinggali tanpa takut akan roboh.

“Tiap hari dia paling kalau ada melinjo di kebun orang dia mulung, terus diolah untuk di jual. Tiap hari itu. Saya minta kepada pemerintah atau yang kuasa di pemerintah, tolong untuk tidak tinggal diam karena kondisinya tidak layak,” pungkasnya.

Penulis : Memed
Editor : Usman Temposo

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News