Beranda Kesehatan Musim Kemarau, Warga Lebak Diimbau Waspada Wabah Penyakit

Musim Kemarau, Warga Lebak Diimbau Waspada Wabah Penyakit

Ilustrasi - foto istimewa alodoktor.com

LEBAK –  Warga Kabupaten Lebak diimbau mewaspadai penyebaran penyakit saat musim kemarau. Terlebih, kawasan Lebak sedang terjadi krisis air.

“Kewaspadaan penyakit musim kemarau agar tidak menjadikan kasus kejadian luar biasa (KLB)” kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, dr Firman Rahmatullah, Sabtu (21/9/2019).

Firman meminta para petugas medis di 28 kecamatan memaksimalkan promosi pencegahan daripada pengobatan. Caranya dengan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat setempat dengan membudayakan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan gizi, protein dan karbohidrat. Kebiasaan cuci tangan sebelum makan, tidak merokok dan konsumsi minuman keras, serta tidak begadang juga baiknya makin ditingkatkan.

Pasalnya, selama ini pola hidup sehat lebih efektif untuk pencegahan penyebarang penyakit musim kemarau seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare. Pemicu kedua penyakit tersebut adalah konsumsi air tidak bersih saat sumur dan sungai mengering karena kemarau.

Bahkan, masih banyak masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarangan karena tak memiliki sanitasi layak di beberapa daerah. Sementara, penyebab ISPA terbanyak adalah banyak debu bertebaran dan pencemaran lingkungan.

Firman meminta agar masyarakat membudayakan pola hidup sehat guna mencegah penyakit menular tersbeut. Beberapa diantaranya dengan mengonsumsi air matang dan tidak BAB di kebun atau sungai.

“Kami meminta petugas puskesmas agar tak henti-henti memberikan penyuluhan kesehatan guna mencegah penyakit menular,”,” pungkas dia seperti dikutip dari medcom.id.

Kepala Puskesmas Sajira Kabupaten Lebak dokter Robert mengatakan saat ini kasus diare mengalami peningkatan. Penyebabnya sulit pasokan air bersih  akibat kemarau panjang.

“Biasanya, kami menangani gawat darurat pasien diare satu orang, namun sekarang bisa mencapai tiga hingga empat pasien,” katanya.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini