Beranda Komunitas MUI Pandeglang Larang Rayakan Hari Valentine

MUI Pandeglang Larang Rayakan Hari Valentine

Ketua MUI Pandeglang, Hamdi Ma'ani. (Memed/bantennews)

PANDEGLANG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang melarang warganya merayakan Hari Valentine atau yang sering disebut Hari Kasih Sayang. Hal itu lantaran momentum valentine banyak disalahgunakan oleh kaum muda untuk hal-hal yang negatif.

Ketua MUI Pandeglang, Hamdi Ma’ani menyampaikan, untuk menindaklanjuti rencana itu ia mengaku akan berkoordinasi dengan MUI di tingkat kecamatan agar mensosialisasikan larangan itu pada masyarakat.

“Nanti MUI kecamatan menyampaikan pada masyarakat dan masyarakat ini yang akan menyampaikan langsung pada putra putrinya agar jangan merayakan valentine,” kata pria yang akrab di sapa Abah Hamdi ini, Kamis (13/2/2020).

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, momentum valentine ini seringkali dijadikan ajang maksiat oleh kaum muda dengan dalih sebagai bukti kasih sayang. Menurutnya, jika kasih sayang tersebut dilakukan atau ditunjukkan pada pasangan yang sudah sah menjadi suami istri maka hal itu boleh saja.

“Untuk menghindari hal itu (perbuatan negatif) nanti kami akan berkoordinasi dengan MUI kecamatan agar perayaan itu tidak dilaksanakan di sini (Pandeglang). Kalau valentine dilakukan dengan kegiatan yang tidak baik saya menyampaikan itu haram, kalau suami istri boleh saja kasih sayang tapi kalau di luar itu tidak boleh, haram hukumnya,” tegasnya.

Guna mencegah hal-hal yang tidak baik di perayaan valentine ini, Hamdi mengaku akan melakukan komunikasi dengan beberapa pihak agar melakukan sweeping di tempat yang disinyalir sering dijadikan tempat untuk maksiat.

“Nanti kami kerja sama dengan Kepolisian, Satpol PP dan masyarakat agar jangan sampai kejadian yang pernah terjadi terulang lagi. Pada generasi muda khususnya pelajar agar jangan melaksanakan valentine karena itu bukan budaya islami,” pesannya. (Med/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini