CILEGON – Target waktu penyelesaian proyek pembangunan shelter untuk program Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cilegon mengalami keterlambatan.
Pekerjaan teknis empat shelter yang telah menelan anggaran daerah sekira Rp1,57 miliar dari APBD Cilegon 2018 masih terus berlangsung, melampaui batas akhir masa pekerjaan yang sudah berakhir pada 15 Desember lalu.
“Yah minta waktu sampai 20-an sekianlah untuk finishing. Yang penting kita launching Januari dan kita ujicobakan gratis beberapa minggu,” kilah Plt Walikota Cilegon, Edi Ariadi ditemui saat meninjau pekerjaan tersebut di Jalan Lingkar Selatan (JLS), salah satu titik lokasi shelter, Jumat (21/12/2018).
Edi menuturkan, selain dari infrastruktur yang sudah digarap oleh pelaksananya PT Geo Makmur Gemilang itu, ke depan pihaknya juga akan menggandeng pihak swasta untuk menambah jumlah shelter di JLS untuk lebih memudahkan penumpang yang akan menuju Terminal Seruni.
“Jadi ketika semua infrastruktur sudah tersedia, karyawan-karyawan itu sudah tidak menggunakan mobil pribadi lagi lah, macet,” katanya.
Sementara itu Kepala Dishub Cilegon, Andi Affandi tidak menampik bila adanya tambahan masa waktu (addendum) terhadap proyek pekerjaan shelter tersebut. “Ya di-addendumlah satu minggu untuk shelter ini. Ya jadi karena pemasangan material kita ini ternyata harus inden. Ini kan ACP (aluminium composite panel), kita kan menghendaki warnanya seperti ini, kalau warna seperti putih itu ada,” katanya.
Di tempat yang sama Direktur PT Geo Makmur Gemilang, Sukma Setiawan meyakini pihaknya mampu mengejar keterlambatan waktu pekerjaan itu.
“Semua bisa dikejar. Di sini (shelter JLS) kan tinggal finishing, di sana (shelter Terminal Seruni) juga tinggal dipasang. Materialnya sudah ready. Tinggal plafon dan kaca saja. Untuk tangga (shelter), sudah,” ucapnya enteng. (dev/red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
