Beranda Kesehatan MKKS SMK Cilegon : Sekolah Kejuruan Harus Kreatif Jalankan KBM di New...

MKKS SMK Cilegon : Sekolah Kejuruan Harus Kreatif Jalankan KBM di New Normal

Ketua MKKS SMK Cilegon, Widodo. (Ist)

CILEGON – Selain harus menerapkan protokol kesehatan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut mampu mengembangkan kreatifitas dalam pelaksanaan metode pembelajaran di tengah pandemi virus Covid-19. Terlebih, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan segera efektif berjalan.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMK (MKKS SMK) Kota Cilegon, Widodo mengatakan kreatifitas perlu dilakukan agar lingkungan sekolah tidak menjadi cluster baru dalam penyebaran wabah virus tersebut.

“Kreatifitas dan inovasi itu menjadi tugas utama kita, supaya standar mutu pelajaran itu tercapai. Dengan kondisi pandemi ini, ngga memungkinkan kita memberikan sesuatu yang maksimal. Tapi paling tidak kita akan mencoba dengan pola pendekatan sistem yang baik seperti pemberian teori yang sifatnya simulasi,” ujarnya, Rabu (10/6/2020).

Kepala SMK Negeri 1 Cilegon ini menjelaskan, bila mengacu pada kaidah dan panduan protokol kesehatan berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dalam kondisi New Normal KBM secara tatap muka dimungkinkan dapat dilakukan dengan maksimal waktu pertemuan sekira 4 jam.

Namun lagi-lagi, sekolah harus dapat menyiasatinya agar tidak sampai terjadi kerumunan dan kualitas pendidikan tetap terjaga mengingat sekolah kejuruan yang lebih didominasi dengan praktik siswa.

“Seperti di sekolah kami, selama ini satu rombel (rombongan belajar) itu berjumlah 36 siswa. Tapi kalau aturan jarak antar siswa itu minimal 1,5 meter, maka kemungkinan dalam satu rombel akan terdapat maksimal 15 siswa. Begitu pula dengan praktik, kita akan coba terapkan secara bergilir dan terjadwal agar tidak masuk ke ruang praktik secara berbarengan, yang terpenting sentuhan praktikum itu masih ada. Karena skill itu kan butuh praktik dengan intensitas pertemuan, tapi dengan pandemi ini kan rasio siswa dibatasi tentu pertemuan tidak bisa maksimal. Makanya RPP (Rencana Program Pembelajaran) juga harus diubah tapi tetap dengan target,” jelasnya. (dev/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News