CILEGON – Aliran listrik di SMA Negeri 3 Kota Cilegon diputus oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Cilegon, Selasa (19/2/2019). Usut punya usut, pemutusan aliran listrik itu adalah sanksi tegas yang diberikan PLN kepada pihak sekolah lantaran tidak memenuhi kewajibannya membayar iuran listrik selama dua bulan terakhir.
“Pada dasarnya sekolah memang lalai, lupa bayar. Kalau lupa bayar kan dicabut (aliran listriknya). Waktu pemutusan saya sedang tidak di kantor, tapi saya langsung ke sana (kantor PLN), langsung minta untuk disambung lagi. Tapi sekitar jam 15.30 WIB, masalahnya sudah beres dan disambung lagi,” ungkap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 3 Cilegon, Andri Martadinata ditemui di kantornya, Rabu (20/2/2019).
Pemutusan hubungan listrik itu berlangsung sekira pukul 13.00 WIB. Namun demikian dirinya memastikan bahwa insiden itu tidak sampai mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dengan jumlah pelajar sekira 750 siswa siswi tersebut.
“KBM lancar, tidak terkendala karena pemutusan aliran listrik itu. Karena di setiap kelas juga kan ngga ada AC-nya, kipas angin juga ngga ada, penggunaan proyektor pun bergantian,” katanya.
Ia beralasan, adanya beban tunggakan itu disebabkan oleh ketiadaan anggaran sekolah yang terletak di Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber itu untuk membayar iuran listrik yang hampir mencapai Rp10 juta untuk beban dua bulan tersebut. Di waktu yang bersamaan, Dana Alokasi Khusus (DAK) yang biasa diperoleh sekolah dari Pemprov Banten pun tak kunjung sampai ke tangan sekolah.
“Masalahnya anggaran dari provinsi itu belum turun, semua sekolah, bukan hanya SMA 3 saja. Nah memang kebanyakan sekolah itu troublenya Januari dan Februari, ini adalah siklus. Cuma sama kita biasa ditalangi. Dana talangan itu bisa dari mana saja. Makanya nanti persoalan ini (bantuan keuangan provinsi) akan kita sampaikan ke Gubernur,” ujarnya tanpa merinci. (dev/red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
