Beranda Budaya Menumbuhkan Toleransi pada Anak Sejak Dini

Menumbuhkan Toleransi pada Anak Sejak Dini

Ilustrasi anak tersenyum. (Foto Meta AI)

DALAM dunia yang semakin majemuk, rasa toleransi menjadi bekal penting yang harus dimiliki setiap individu, terutama generasi muda. Anak-anak tumbuh di tengah masyarakat yang penuh dengan keberagaman—baik dari sisi agama, suku, budaya, bahasa, hingga cara berpikir. Keberagaman ini, jika tidak disikapi dengan bijak, dapat menjadi pemicu konflik. Namun jika ditanamkan sejak dini, justru bisa menjadi kekayaan sosial yang membentuk anak menjadi pribadi yang terbuka, bijak, dan mampu hidup damai dengan siapa pun.

 

Menanamkan toleransi pada anak bukan sekadar mengajarkan bahwa orang lain berbeda. Lebih dari itu, toleransi adalah mengasah kepekaan anak terhadap perasaan orang lain, serta membangun kesadaran bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama untuk dihargai, didengar, dan diterima, apa pun latar belakangnya. Proses ini dimulai dari lingkungan terdekat mereka—keluarga. Anak-anak menyerap nilai bukan hanya dari apa yang mereka dengar, tetapi juga dari apa yang mereka lihat dan alami setiap hari.

 

Ketika orang tua memperlakukan tetangga dari suku lain dengan hormat, atau menunjukkan sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat, anak akan menginternalisasi bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau dijauhi. Mereka akan tumbuh dengan pemahaman bahwa dunia memang diciptakan berwarna-warni, dan itu adalah hal yang indah. Bahkan melalui hal-hal sederhana, seperti membacakan dongeng dari budaya lain atau mengajak anak bermain bersama teman-teman yang berbeda latar belakang, orang tua sudah membantu memperluas cakrawala berpikir anak.

 

Toleransi juga tumbuh dari empati. Anak perlu dilatih untuk membayangkan perasaan orang lain, agar mereka tidak mudah menghakimi. Saat anak mampu memahami bahwa tidak semua orang memiliki kehidupan yang sama, atau bahwa tidak semua orang menjalani kepercayaan dan kebiasaan yang serupa, mereka akan belajar menerima tanpa merasa lebih unggul. Di sinilah pendidikan karakter memainkan peran penting. Sekolah yang membiasakan diskusi terbuka dan mengajarkan nilai-nilai persatuan sejak dini akan membantu menumbuhkan generasi yang tidak mudah terpecah karena perbedaan.

Baca Juga :  Menginstal Kearifan Lokal dalam Pendidikan Anak

 

Tentu, membentuk anak menjadi pribadi toleran bukanlah proses instan. Akan ada banyak pertanyaan dari mereka, akan ada kejadian-kejadian yang membutuhkan penjelasan. Tetapi dalam setiap momen tersebut, ada kesempatan emas bagi orang dewasa untuk menanamkan nilai yang kokoh—nilai bahwa hidup berdampingan dalam perbedaan adalah pilihan yang berani sekaligus mulia.

 

Dengan menumbuhkan rasa toleransi sejak dini, kita tidak hanya membentuk anak menjadi pribadi yang tangguh secara sosial, tetapi juga ikut serta dalam menciptakan masa depan yang lebih damai dan penuh pengertian. Dunia yang mereka tinggali kelak mungkin akan lebih kompleks, tetapi dengan bekal toleransi yang kuat, mereka akan mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sumber perpecahan.

 

Tim Redaksi

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News