Beranda Uncategorized Masa Depan Ekonomi Makro dan Peran Strategis Wakaf

Masa Depan Ekonomi Makro dan Peran Strategis Wakaf

Ilustrasi - foto istimewa Tribunnews.com

JAKARTA – Aksi Cepat Tanggap menyelenggarakan acara Sharing with The Master (SWTM) di Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan. Kali ini, ACT mengangkat tema “Meneropong Masa Depan Makro Ekonomi Nasional dan Peran Strategis Wakaf dalam Pengentasan Kemiskinan” yang dihadiri  Faisal Basri, seorang pakar ekonomi dan moderator Dr. Zaim Uchrowi, founder Harian Republika.

Menurut M. Insan Nurrohman, Vice President ACT Learning Center sebagai ketua pelaksana, acara ini digagas sebagai sarana dalam memahami dan meningkatkan empati atas kemiskinan dengan perspektif wawasan dan wacana kondisi perekonomian bangsa. Selain itu, acara Sharing with The Master pun membahas masa depan perekonomian nasional di tengah menghangatnya kondisi perpolitikan nasional. Pembahasan tema ini hadir sebagai respon atas kecenderungan stagnasi dalam perekonomian nasional dan ketidakmampuan dunia industri untuk tumbuh pada angka kepuasan. Hal tersebut menandakan adanya masalah fundamental dalam struktur ekonomi negara.

Dikaitkan pula dengan kondisi permasalahan kemiskinan yang terus muncul, tentu tidak bisa diselesaikan dengan aktivitas sosial murni (social philantropy). Solusi yang ada harus bersifat kesinambungan dan keberlanjutan, salah satunya adalah melalui wakaf. Berdasarkan data terbaru Departemen Agama Republik Indonesia, jumlah tanah wakaf di Indonesia mencapai  268.653,67 hektar. Hal ini juga selaras dengan potensi wakaf tunai yang dirilis oleh Badan Wakaf Indonesia yang mencapai 180 triliun. Kehadiran wakaf inilah kemudian sebagai salah satu instrumen ekonomi yang memiliki peran strategis atas permasalahan kemiskinan di Indonesia.

Insan pun menambahkan acara ini sebagai bukti ACT turut serta dalam menggalang potensi bangsa dan menggerakan kekuatan civil society sebagai jalan keluar mengatasi problematika kemanusiaan di tengah menghangatnya suhu perpolitikan akibat suksesi kepemimpinan nasional.

“Harapannya dengan membedah permasalahan kemiskinan dengan perspektif ekonomi makro, akan ada optimalisasi wakaf tidak hanya sebagai atribut keagamaan yang banyak dipahami masyarakat secara umum namun jauh kedepannya wakaf sebagai instrumen alternatif pengentasan kemiskinan bangsa Indonesia bahkan dunia,” pungkasnya. (red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini