Beranda Opini Manajemen Strategik Pondok Pesantren Salafi

Manajemen Strategik Pondok Pesantren Salafi

Ilustrasi - foto istimewa INSISTS

Oleh: Indra Gunawan, Mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Indra Gunawan

Kiprah Pondok Pesantren dalam segala zaman nampaknya tidak diragukan lagi. Betapa tidak bahwa pesantren sebenarnya memiliki latar belakang histories yang sangat panjang. Pesantren mengalami perkembangan hingga berwujud seperti yang ada kebanyakan saat ini. Dalam catatan sejarah, pondok pesantren dikenal di Indonesia sejak zaman Walisongo.

Pondok Pesantren Salafi adalah pondok pesantren yang umumnya ada di Indonesia. Kata salaf berasal dari bahasa Arab salaf, artinya “dahulu atau klasik”. Pesantren yang tetap mempertahankan pelajaran dengan kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum. Model pengajarannya pun sebagaimana yang lazim diterapkan dalam pesantren salaf yaitu dengan metode Sorogan, Weton, dan Bandongan.

Pesantren salaf menurut Zamakhsyari Dhofier adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan. Adapun sistem madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan sistem sorogan, yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Sistem pengajaran pesantren salaf memang lebih sering menerapkan model sorogan dan wetonan. Istilah weton berasal daribahasa Jawa yang berarti waktu.

Disebut demikian karena pengajian model ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang biasanya dilaksanakan setelah mengerjakan Shalat Fardhu.
Kemajuan Pondok Pesantren tidak hanya dipengaruhi oleh aspek keilmuan dan sumber daya manusia yang ada di pondok saja. Aspek manajemen strategi juga merupakan salah satu yang memegang andil besar bagi perkembangan Pondok Pesantren. Penerapan strategi yang baik akan menjadikan Pondok Pesantren berkembang lebih pesat dibandingkan dengan Pondok Pesantren yang dikelola dengan strategi yang biasa-biasa saja.

Pondok Pesantren Salafi memiliki beberapa elemen-elemen yang dianggap penting. Elemen-elemen Pondok Pesantren Salafi diantaranya Pertama, pondok yaitu asrama tempat tinggal santri, yang merupakan elemen paling penting dari pesantren. (Zamakhsyari, 2011: 80). Kedua, masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri.

Ketiga, santri istilah bagi murid-murid yang tinggal di suatu pondok pesantren yang mempelajari kitab-kitab klasik. Dalam tradisinya santri terbagi dua, yaitu santri muqim, atau murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. Santri kalong, atau murid-murid yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren, untuk mengikuti pelajarannya di pesantren.
Keempat, kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren. Ia seringkali bahkan merupakan pendirinya.

Perlu di tekankan bahwa ahli-ahli pengetahuan Islam di kalangan umat Islam disebut ulama. Di Jawa Barat mereka disebut ajengan. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ulama yang memimpin pesantren disebut kyai. Namun di zaman sekarang, banyak juga ulama yang cukup berpengaruh di masyarakat juga mendapat gelar “kyai” walaupun mereka tidak memimpin pesantren.

Pengajaran kitab klasik (kitab salaf), yang sekarang ini terintroduksi secara populer dengan sebutan kitab kuning, merupakan mata pelajaran tekstual baku di pesantren. Dari semua itu, pada hakikatnya semua pondok pesantren tentu memiliki manajemen dalam pengelolaannya. Baik manajemen operasional, manajemen strategik, dan manajemen lainnya. Karena dengan adanya proses manajemen maka segala aktivitas pondok pesantren akan berjalan dengan baik dan menjadikan pondok tersebut dapat berkembang mengikuti arus perkembangan zaman.

(**)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini