LEBAK – Puluhan mahasiswa dari Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Kabupaten Lebak bersama Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) perwakilan Rangkasbitung menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Lebak, Senin (19/5/2025).
Dalam aksi unjuk rasanya, para mahasiswa meminta agar Bupati Lebak membubarkan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lebak karena dinilai tidak adanya kesinambungan dalam kepengurusannya.
Ketua DPC GMNI Kabupaten Lebak, Ruswana mengatakan, adanya dualisme kepemimpinan di tubuh DPRD KNPI Kabupaten Lebak, yang hingga saat ini belum menemukan titik temu antara dua kubu, yakni kubu Cucu Komarudin dan kubu Hidayatul Mustafid.
“Konflik ini telah menyebabkan stagnasi gerakan kepemudaan, memecahkan konsolidasi serta menimbulkan kebingungan di kalangan pemuda,” kata Ruswana dalam orasinya, Senin (19/5/2025).
Ia mengungkapkan, sebagai simbol persatuan dan wadah besar bagi organisasi kepemudaan, KNPI seharusnya menjadi kekuatan utama dalam mendorong kemajuan pemuda Lebak. Namun yang terjadi saat ini justru sebaliknya, adanya perpecahan, perebutan legitimasi dan kepentingan elit sempit.
“Kami menuntut Bupati Lebak sebagai kepala daerah tertinggi untuk segera turun tangan secara konkret menyelesaikan konflik ini, bukan hanya sebagai penonton atau pemberi komentar normatif,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Lebak, Moch Hasbi Asyidiki Jayabaya menyayangkan, adanya dualisme kepengurusan KNPI Lebak. Bahkan dirinya pun sudah meminta ke seluruh pengurus KNPI Lebak untuk melakukan rekonsiliasi.
“Dana hibah KNPI itu hanya Rp 75 juta, apa sih yang diperebutkan. Saya merasa punya tanggung jawab untuk bisa menyatukan dua organisasi kepemudaan di Kabupaten Lebak,” ucap Hasbi saat menghadiri aksi unjuk rasa.
Penulis: Sandi Sudrajat
Editor: Usman Temposo