Beranda Bisnis Laba Bersih UOB FY21 Meningkat 40 Persen Didukung Performa Waralaba

Laba Bersih UOB FY21 Meningkat 40 Persen Didukung Performa Waralaba

Ilustrasi - foto istimewa Lifepal

SERANG – UOB Group yang berfokus pada ASEAN mencatatkan total pendapatan senilai S$9,79 miliar dengan laba bersih senilai S$4,07 miliar untuk tahun keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 (FY21). Di tengah membaiknya lingkungan operasi (operating environment) serta pertumbuhan yang sehat dari kegiatan bisnis dan belanja konsumen, UOB Group mencatatkan performa yang kuat di seluruh segmen dan kawasan selama tahun tersebut.

Pada FY21 pendapatan biaya UOB Group mencapai rekor baru sebesar S$2,41 miliar menyusul performa yang cemerlang dari layanan pengelolaan kekayaan (wealth management) dan pinjaman. Margin bunga bersih tetap stabil pada posisi 1,56% di tengah suku bunga yang rendah dan dengan pengelolaan neraca yang proaktif. Kualitas aset tetap tangguh dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang stabil di angka 1,6%.

Pendapatan Wholesale Banking UOB Group meningkat sebesar 8% menjadi S$4,39 miliar di tengah membaiknya sentimen bisnis karena waralaba klien yang kuat dari UOB Group mendorong pertumbuhan biaya dan pinjaman dari korporasi besar dan klien institusi.

Pendapatan antar negara tumbuh sebesar 10% seiring dengan pulihnya dunia usaha menjelang akhir tahun serta upaya nasabah untuk terus memanfaatkan kemampuan konektivitas UOB Group di kawasan.
Pendapatan Group Retail bertahan di angka S$4,11 miliar seiring dengan pemulihan yang kuat dalam layanan pengelolaan kekayaan dan pemanfaatan kartu kredit yang membantu mengatasi dampak dari margin yang semakin menipis.

Secara khusus, aset yang dikelola dari nasabah kelas atas mencapai rekor baru senilai S$139 miliar dan 57% berasal dari nasabah luar negeri yang dilayani oleh jaringan pusat pengelolaan kekayaan UOB Group di Asia Tenggara. Akuisisi yang dilakukan UOB Group baru-baru ini terhadap bisnis konsumer Citigroup di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam akan mempercepat upaya untuk meningkatkan profitabilitas melalui perluasan basis nasabah serta melalui sinergi bisnis.

Pada FY21, UOB Group mencatatkan kemajuan yang signifikan dalam strategi keberlanjutan. Selain mencapai netralitas karbon operasional, UOB Group meluncurkan sejumlah solusi pendanaan berkelanjutan dengan total portofolio pendanaan berkelanjutan yang mencapai S$17 miliar pada FY21, jauh melampaui target tahun 2023 sebesar $15 miliar. UOB Grup telah menetapkan target portofolio pembiayaan berkelanjutan baru sebesar S$30 miliar pada tahun 2025. Di bidang investasi berkelanjutan, total aset yang dikelola UOB Group dalam investasi yang berfokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola tumbuh menjadi S$9 miliar sepanjang tahun.

Dewan direksi merekomendasikan pembayaran dividen final sebesar 60 sen per saham biasa. Bersama dengan dividen interim 60 sen per saham biasa, total dividen untuk FY21 akan menjadi S$1,20 per saham biasa dan hal ini mewakili rasio pembayaran sekitar 49%.

Wee Ee Cheong, Deputy Chairman and Chief Executive Officer, UOB, mengatakan memasuki tahun ketiga dari pandemi global, lingkungan operasi secara keseluruhan telah stabil. Kami meraih peningkatan sebesar 40% dalam laba bersih untuk FY21 seiring dengan pulihnya pertumbuhan ekonomi, kegiatan bisnis serta sentimen konsumen.

“Kami percaya bahwa kita sudah melalui masa-masa yang sulit. Di Singapura, sudah terlihat tanda-tanda pemulihan pasar di mana kita melihat adanya pertumbuhan pinjaman institusional yang kuat serta rebound dalam hal belanja kartu kredit dan kegiatan pengelolaan kekayaan. Kami mencermati pemulihan yang signifikan di Asia Tenggara kendati tingkat pemilihan berbeda antar negara. Kepercayaan kami terhadap kawasan dipertegas upaya yang konsisten untuk memperdalam waralaba nasabah kami serta dalam berinvestasi pada sistem dan perangkat lunak untuk menangani sejumlah nasabah baru besar yang diharapkan, melalui akuisisi dan pertumbuhan yang organik,” ujarnya.

“Peluang untuk mengakuisisi bisnis nasabah Citigroup di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam datang pada saat yang tepat dengan strategi tepat yang diterapkan. Dengan tunduk pada persetujuan regulator, akuisisi ini akan memperluas basis nasabah kami di empat negara tersebut. Pada saat yang sama, kami terus berinvestasi dalam berbagai kapabilitas seperti rantai pasokan, keberlanjutan, serta digitalisasi untuk memanfaatkan tren struktural yang mendorong pertumbuhan di kawasan. Neraca keuangan kami yang kuat, pendekatan bisnis yang terukur serta kualitas aset yang tangguh akan menempatkan kami untuk meraih peluang-peluang baru di tengah upaya pemulihan di kawasan,” ujarnya.

Performa Finansial

”FY21 dan FY20″
Laba bersih FY21 tumbuh 40% menjadi S$4,07 miliar didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat dan credit allowance yang lebih rendah seiring dengan berangsur pulihnya perekonomian Singapura dan perekonomian di kawasan pada tahun ini.

Pendapatan bunga bersih naik 6% dari tahun lalu menjadi S$6,39 miliar yang didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 10% dengan margin bunga bersih yang stabil.
Biaya bersih dan pendapatan komisi naik 21% ke rekor S$2,41 miliar. Hal ini didorong pertumbuhan dua digit pada sebagian besar aktivitas. Biaya pinjaman mencapai level tertinggi baru sebesar S$698 juta, seiring dengan momentum transaksi perdagangan dan investasi. Biaya manajemen kekayaan tumbuh ke rekor S$823 juta yang didukung kembalinya kepercayaan investor.

Aktivitas pasar keuangan yang lebih nilai eksposur di samping pertumbuhan volume bisnis yang kembali. Hal ini lebih dari diimbangi oleh pendapatan perdagangan non-nasabah yang lebih rendah karena ada keuntungan yang lebih besar dari penjualan obligasi serta keuntungan yang belum direalisasi pada lindung nilai tahun lalu di tengah lingkungan bunga yang lebih rendah. Dengan demikian, pendapatan non-bunga lainnya turun 13% menjadi S$990 juta.
Peningkatan yang hanya mencapai 3% dalam total biaya menjadi S$4,31 miliar merupakan hasil dari pengeluaran yang terukur dari UOB Group karena memprioritaskan investasi strategis pada sumber daya manusia dan teknologi, termasuk dalam upaya meningkatkan layanan digital di Singapura dan ASEAN. Rasio biaya terhadap pendapatan untuk tahun ini membaik 1,5% poin menjadi 44,1%.

Kualitas aset tetap stabil. Karena allowance umum pre-emptive yang diambil pada tahun lalu tetap memadai, total allowance turun 58% menjadi S$657 juta. Adapun total biaya kredit atas pinjaman turun dari 57 basis poin menjadi 20 basis poin.
4Q21 versus 3Q21
Laba bersih untuk kuartal keempat turun 3% menjadi S$1,02 miliar, dibandingkan dengan 3Q21 diakibatkan pendapatan perdagangan dan investasi yang lebih rendah meskipun margin lebih tinggi dan tunjangan kredit lebih rendah.

Pendapatan bunga bersih meningkat 5% menjadi S$1,68 miliar, terutama didorong pertumbuhan pinjaman sebesar 2%. Pendapatan provisi dan komisi bersih stabil pada S$589 juta karena biaya kartu kredit dan pinjaman yang lebih tinggi diimbangi penurunan musiman dalam biaya kekayaan. Pendapatan perdagangan dan investasi turun 43% menjadi S$110 juta, yang sebagian besar disebabkan oleh pendapatan non-nasabah yang lebih rendah karena sentimen pasar yang melemah serta volume transaksi yang lebih rendah secara musiman.
Total biaya operasional meningkat 2% menjadi S$1,10 miliar. Total penyisihan turun 31% menjadi S$112 juta, terutama karena penghapusan penyisihan umum dengan lebih jelas dan percaya diri terhadap prospek pasar.

4Q21 versus 4Q20
Pendapatan bunga bersih meningkat 11% yang ditopang oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 10%. Biaya bersih dan pendapatan komisi 13% lebih tinggi yang didorong pertumbuhan yang kuat dalam biaya terkait pinjaman dan biaya kartu kredit. Pendapatan non-bunga lainnya turun 22% menjadi S$168 juta, terutama dari pendapatan treasury non-nasabah

4Q21 versus 4Q20
Pendapatan bunga bersih meningkat 11% yang ditopang oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 10%. Biaya bersih dan pendapatan komisi 13% lebih tinggi yang didorong pertumbuhan yang kuat dalam biaya terkait pinjaman dan biaya kartu kredit. Pendapatan non-bunga lainnya turun 22% menjadi S$168 juta, terutama dari pendapatan treasury non-nasabah yang lebih rendah.

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan manajemen biaya yang disiplin, rasio biaya terhadap pendapatan meningkat dari 46,7% menjadi 45,0%. Total allowance turun menjadi S$112 juta yang sebagian besar dikarenakan allowance umum yang lebih rendah.

Kualitas aset tetap baik dengan rasio kredit bermasalah (NPL) stabil pada posisi 1,6% pada 4Q21. Cakupan aset bermasalah tetap kuat di 96% atau 239% setelah memperhitungkan agunan. Meskipun upaya pemulihan lebih terarah dibandingkan dengan tahun lalu, UOB Group terus mempertahankan kinerja cakupan pinjaman secara hati-hati di 1%.
Modal, Pendanaan dan Posisi

Likuiditas dan posisi pendanaan UOB Group tetap sehat dengan rata-rata rasio cakupan likuiditas semua mata uang pada 4Q21 sebesar 133% dan rasio pendanaan stabil bersih sebesar 116%, jauh di atas persyaratan minimum regulator. Rasio loan-to-deposit tetap stabil di posisi 87,0%.

Hingga 31 Desember 2021, Rasio Kecukupan Modal Tingkat 1 Ekuitas Umum UOB Group tetap kuat di posisi 13,5%. Rasio leverage sebesar 7,2% lebih dari dua kali lipat di atas persyaratan regulator.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News