TANGSEL — Tokoh-tokoh Tangsel yang menyatakan diri sebagai calon walikota kualitasnya masih rata-rata, belum ada satupun yang berada di atas rata-rata.
Hal itu dikatakan budayawan sekaligus Presiden Tangsel Club Uten Sutendy. Menurutnya, kualitas rata -rata artinya masih standar belum memiliki reputasi karir dan karya kemasyarakatan yang membanggakan warga kota. Apalagi yang sesuai atau seimbang dengan tuntutan kualitas sumber daya manusia warga Kota Tangsel.
“Mereka umumnya datang dan berkarir di birokrasi, partai politik, ormas, dan juga di dunia usaha yang selama ini belum memperlihatkan karya inovasi, kreativitas, dan gebrakan pemikiran serta visi yang kuat tentang pembangunan kota,” ungkap Uten kepada BantenNews.co.id, Kamis (13/6/2019).
Misalnya, lanjut Uten, tentang konsep visi, warna, karakter, jiwa, identitas, dan ikon Kota Tangsel macam apa yang hendak dibawa.
“Konsep pemikiran seperti itu mestinya sudah terlihat dari awal pada pribadi para calon sebelum mereka mempublikasikan minatnya ikut dalam kontes pemilihan walikota. Jangan -jangan cuma ingin jadi walikota, bukan untuk membangun kota. Kota ini jangan lagi dipimpin secara autopilot,” jelasnya.
Menurut dia, ketiadaan munculnya tokoh berkualitas ini juga menunjukkan kegagalan sekaligus kecelakaan demokrasi di Tangsel.
“Artinya, selama ini partai politik dan dunia usaha di Tangsel, belum mampu membangun dan menghasilkan kader- kader berkualitas. Apakah ini karena Pemkot terlalu dominan mengkooptasi semua institusi di luar pemerintah sehingga kader- kader pemimpin potensial belum bisa muncul? Padahal kota ini sangat kaya dengan potensi SDM berkualitas dalam berbagai bidang. Nah ini yang patut kita diskusikan,” bebernya.
Oleh karena itu Uten berharap dalam beberapa bulan ke depan bisa muncul figur-figur baru yang lebih berani, cerdas, visioner, dan juga berani bertarung. (Ihy/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
