Beranda Peristiwa Kritik Pemerintah, Warga 2 Desa di Pendaglang Perbaiki Jalan Secara Swadaya

Kritik Pemerintah, Warga 2 Desa di Pendaglang Perbaiki Jalan Secara Swadaya

Warga dua desa di Pandeglang memperbaiki jalan secara swadaya. (Memed/bantennews)

PANDEGLANG – Puluhan warga dari Desa Cadasari dan Desa Tapos, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, memperbaiki jalan secara swadaya.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang yang tak kunjung memperbaiki jalan di desa mereka.

Mahmud, salah satu warga Kampung Waas, Desa Cadasari mengatakan, jalan sepanjang 2,5 kilometer rencananya akan mereka bangun secara swadaya. Tanpa melibatkan pemerintahan desa atau Pemkab Pandeglang.

“Lebih dari 20 tahun pak, jalan di sini tidak pernah diperbaiki, dan hanya dijanji-janji saja oleh kepala desa dan camat,” ujarnya saat ditemui di lokasi perbaikan jalan, Selasa (13/5/2025).

Lebih lanjut, kata Mahmud, warga berharap pemerintah tidak tutup mata dengan kondisi jalan yang semakin hari semakin hancur.

Selain jalan rusak, Mahmud juga mengungkap bahwa jalan di daerahnya minim penerangan jalan umum (PJU). Sehingga ketika malam jalan tersebut rawan terjadi kecelakaan.

Sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati yang baru menjabat, masyarakat berencana akan melakukan aksi ke pendopo Bupati Pandeglang setelah jalan tersebut rampung dikerjakan.

“Makanya setelah ini selesai kami warga Desa Cadasari dan Warga Desa Tapos siap ke pendopo untuk bersilaturahmi dengan Bupati baru dengan membawa sound system,” tegasnya.

“Kalau Pemda Pandeglang tidak mampu membangun jalan kami, lebih baik dihibahkan saja ke masyarakat. Karena percuma jalan ini menjadi kewenangan Pemda Pandeglang, namun tidak diurus apalagi dibangun, dan hanya dijanjikan pada saat mau pemilihan saja,” sambungnya.

Sementara itu, tokoh pemuda Kampung Waas, Agus menyampaikan, sebelum aksi swadaya masyarakat, pihaknya sudah berulang kali mengajukan perbaikan jalan ke Pemkab Pandeglang. Namun, hingga kini belum ada respon positif.

Baca Juga :  Wanita di Kramatwatu Jadi Korban KDRT, Ditusuk Suami Hingga Kritis

“Kami capek mengusulkan terus tetapi tidak dibangun-bangun, kalau memang kami tidak diakui mending pindahkan saja kami sebagai warga Serang karena disini perbatasan dengan Serang,” ungkapnya.

Penulis : Memed
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News