PANDEGLANG – Juru Bicara Perkumpulan Nalar Pandeglang, Shobana Ilham, menduga Bupati Pandeglang, Raden Dewi Setani, sedang melakukan strategi playing victim atau lempar batu sembunyi tangan terkait kasus kerjasama pengiriman sampah dari Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Menurutnya, alih-alih mengevaluasi atau menunda kerjasama, Bupati Pandeglang justru memerintahkan pemecatan beberapa pejabat, seperti Kepala UPT TPA Bangkonol, Direktur PDPBM Berkah Pandeglang, dan melakukan evaluasi terhadap Kepala Dinas Lingkungan Hidup.
“Pimpinan macam apa kalau hanya bisa bermain korban? Tidak ada bawahan yang salah jika pimpinannya paham. Terlebih lagi ini adalah kerjasama antar daerah yang melibatkan dana,” kata pria yang akrab disapa Aob ini, pada Rabu (13/8/2025).
Aob juga menambahkan bahwa kerjasama pengiriman sampah dari Tangsel dilakukan secara sepihak tanpa melibatkan masyarakat setempat. Bahkan, warga yang sering menggelar unjuk rasa menuntut penjelasan dari Bupati Pandeglang mengapa mereka tidak dilibatkan dalam proses musyawarah terkait kerjasama tersebut.
Keputusan kerjasama dengan Pemkot Tangsel, yang tidak melibatkan masyarakat, dianggap mencerminkan keputusan pemimpin yang lebih mementingkan uang daripada kesejahteraan warga.
“Wajar kalau warga protes. Idealnya, untuk hal yang menyangkut keselamatan banyak orang, kepala daerah harus melibatkan warganya atau perwakilan mereka. Jangan memaksakan kehendak di atas penderitaan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang melalui akun Instagram-nya mengunggah video yang memperlihatkan dirinya berada di TPA Bangkonol beberapa jam setelah demonstrasi warga menolak kerjasama pengiriman sampah dari Tangsel. Dalam video tersebut, bupati tampak marah kepada anak buahnya dan meminta agar mereka dipecat.
Kunjungan bupati ke TPA Bangkonol ini adalah yang pertama setelah serangkaian aksi protes dilakukan oleh warga yang menentang kerjasama tersebut.
Penulis : Memed
Editor : TB Ahmad Fauzi